PURBALINGGA, INFO – Yoga Prabowo (45) warga Selabaya Kecamatan Kalimanah menceritakan awal mula ketertarikannya dengan batik sejak masa kuliah di Yogyakarta. Dia mengatakan karena seringnya berinteraksi dengan tetangga kost saat di Yogyakarta, kemudian mulai mencoba menggambar motif batik.
Saat ditemui di rumahnya, Perumahan Selabaya Indah, Yoga yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang pariwisata tersebut lalu menguasai proses produksi kain batik dari awal hingga finishing. Saat dia kembali ke Purbalingga tahun 2007 dia mendatangi beberapa pengrajin batik yang belum bisa melakukan finishing sendiri.
“Kebetulan saya menguasai teknik pembuatan batik dari awal sampai selesai, jadi dari situ kita belajar bersama cara pewarnaan sintetis. Setelah beberapa bisa melakukannya, baru kita belajar pewarnaan alami,” ujar pemilik Batik Tirtamas ini.
Bapak dua putra ini melanjutkan untuk batik produksinya ada yang menggunakan teknik cap dan ada pula teknik tulis. Sedangkan untuk pewarnaan lebih banyak menggunakan pewarna alami yang berbahan daun manga, daun jambu biji, kulit buah manggis, kulit pohon mahoni, dan sebagainya.
“Tema alami inilah yang nantinya diusung di event AGF (Amazing Golaga Festival) 2023,” imbuhnya saat ditemui, Rabu (11/10).
Yoga menambahkan persiapan untuk menyemarakkan event AGF 2023 dirinya juga pembatik yang total ada 6 sentra akan memproduksi batik lebih dari 33 potong. Dirinya yang juga menjadi Ketua Forum Pengrajin Batik Purbalingga (FPBP) kini tengah mengembangkan teknik batik sembur inovasinya.
“Untuk persiapan batiknya insya Allah minggu depan selesai, nanti langsung masuk ke proses jahit, 3 hari sebelum AGF 2023 sudah siap,” pungkasnya. (fph/kominfo)