PURBALINGGA – Apel Kesiagaan Dalam Rangka Antisipasi Penanggulangan Bencana Alam di Wilayah Kabupaten Purbalingga digelar di jalan lingkar alun-alun, Selasa pagi (27/10). Apel kesiagaan diikuti Frokompinda, TNI, Polri, Basarnas, BPBD, ORARI, PMI, DPU, dan Pramuka,   Apel kesiagaan dilakukan sebagai bentuk kesiapan serta koordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah, ormas serta seluruh  lapisan masyarakat dalam penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Purbalingga.

Komandan KODIM 0702/Purbalingga Letkol Inf Decky Zulhas, SH. M.Han.,selalu pimpinan apel mengharapkan, seluruh komponen yang terkait lebih pro aktif memantu perkembangan situasi daerah rawan bencana alam yang ada di Kabupaten Purbalingga.

Wilayah Kabupaten Purbalingga merupakan daerah rawan bencana alam karena tektur kondisi alamnya. Meski demikian masyarakat diminta tetap menjaga lingkungan dan sumberdaya alam yang ada agar lingkungan tidak rusak.

“Dua bencana alam yang sering mengancam Purbalingga berupa  banjir dan tanah longsor karena memang letak tektur geografisnya sangat menungkinkan untuk terjadi bencana alam tersebut. Saya minta masyarakat tetap waspada dan mengutamakan keselamatan jiwa masing-masing serta saling mengingatkan kepada warga yang berada di daerah-daerah rawan bencana.” katanya.

Dijelaskan di Purbalingga terdapat sejumlah wilayah yang perlu mendapatkan perhatian serius, terutama wilayah yang rawan tanah longsor. Antara lain wilayah kecamatan Karangreja, Karangjambu, Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara, Karangmoncol, Rembang dan sebagian wilayah Kaligondang, Mrebet dan Kutasari.

Sedangkan wilayah yang rawan banjir, antara lain wilayah Kecamatan Kemangkon, Kaligondang, sebagian wilayah Karanganyar dan Karangmoncol, serta hampir semua wilayah Kabupaten Purbalingga berpotensi terjadinya bencana alam berupa angin ribut dan puting beliung.

Dikatakan Decky, saat-saat yang paling berharga adalah saat-saat awal terjadinya bencana itu sendiri. Pemerintah daerah maupun masyarakat yang cekatan didalam melakukan setiap kegiatan tanggap darurat pada jam-jam pertama ataupun hari-hari pertama terjadinya bencana akan dapat menyelamatkan banyak jiwa dan mengurangi sekecil-kecilnya korban yang jatuh akibat bencana.

Sementara Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Drs Umar Fauzi MKes mengungkapkan, dari rekapitulasi keadaan bencana Kabupaten Purbalingga selama Januari-Oktober 2020 telah terjadi sebanyak 74 kali, terdiri dari bencana banjir 1 kali, angin 18, tanah longsor 33, dan kebakaran 22 kali.

“Dari 74 bencana tersebut, terdapat kerugian jiwa 1 orang karena kebakaran, dan kerugian material mencapai Rp. 2,7 miliar” Kerugian material dihitung dari rumah yang rusak berat sebanyak 28 unit, rusak sedang 26 dan rusak ringan35 unit.” jelas Umar. (Rida/Mgg/umg/humasprotokol)