PURBALINGGA INFO- Kabupaten Purbalingga mentargetkan eliminasi Tuberkulosis (TBC) pada 2027 mendatang, lebih awal dari Provinsi Jawa Tengah yaitu tahun 2028 dan Nasional 2030 mendatang. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga, Teguh Wibowo saat menyampaikan materi pada acara Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2023, Senin (20/3/2023) di Bralink Hotel Purbalingga.

Teguh mengatakan, sampai dengan saat ini, jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 824 ribu orang dari total dunia yang mencapai 9,9 juta orang. Angka tersebut menempatkan Indonesia di urutan ketiga dunia jumlah penderita TBC terbesar setelah India dan China sehingga perlu langkah nyata untuk mengurangi di atas.

“Kuman TBC itu ditemukan sekitar tahun 1870 tapi kenapa kita masih berkutat dengan TBC padahal di beberapa negara angkanya sudah bisa ditekan,” katanya.

Guna mengurangi angka tersebut, pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah antara lain penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat dan daerah, peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien, intensifikasi upaya Kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC, peningkatan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang penanggulangan TBC dan peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan dan multi sektor lainnya dalam penanggulangan TBC.

Di Purbalingga sendiri, estimasi angka TBC hingga saat ini adalah 2251 orang yang terdiri dari beberapa kelompok penderita. Angka tersebut sedang dan telah ditangani beberapa faskes (Fasilitas Kesehatan) baik 8 Rumah Sakit (2 milik Pemerintah dan 6 milik swasta) serta Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga.

“Kalau yang resisten obat itu nanti kita awasi ketat dan bisa diobati di Rumah Sakit salah satunya di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata,” ujarnya.

Guna memuluskan jalan eliminasi TBC 2027 di Purbalingga, Pemkab Purbalingga melalui Dinkes telah membuat strategi di antaranya membentuk tim percepatan eliminasi TBC Kabupaten Purbalingga, meningkatkan jejaring kemitraan dengan membentuk KOPI TB, memfasilitasi fasyankes untuk pemeriksaan specimen dengan menggunakan alat TCM dan lain sebagainya. Sebagai informasi, teori lama mengenai gejala TBC awalnya adalah diketahui dari batuk dua minggu berturut-turut, akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi Kesehatan, pemeriksaan menggunakan TCM bisa langsung diketahui hasilnya hanya dari ludah saja.

“Sekarang pengecekan gampang sekali dan cepat sehingga kita optimis permasalahan TBC bisa kita atasi atau eliminasi di tahun 2027. Kuncinya adalah kolaborasi di antara berbagai pihak,” pungkasnya. (LL/Kominfo).