Sekda Imam Subijakto sedang memimpin rapat

PURBALINGGA, Dalam rangka menanggulangi problem remaja khususnya anak-anak sekolah dari tingkat SD sampai dengan SLTA, Pemerintah Daerah (Pemda) Purbalingga akan menggalakan Ekstrakurikuler berbasis Ahlakul Karimah. Pencetusan ide ini berdasarkan banyaknya kenakalan remaja yang sekarang ini semakin marak.

Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga, Imam Subijakto pada saat membuka musyawarah ekstarkurikuler ahlaqul karimah, Selasa(6/5) mengatakan pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan silaturahmi antara Bupati dan para ulama pada saat itu (24/4). “Para ulama pada saat itu menyampaikan keprihatinan terhadap prilaku anak remaja yang sekarang sudah banyak yang menyimpang dari norma-norma agama,” kata Imam.

Untuk menaggulangi hal tersebut, lanjut Imam perlu adanya pendidikan akhlak bagi setiap setiap anak didik baik di sekolah, keluarga dan lingkungannya. Untuk itu penanaman agama yang benar terhadap anak didik sejak dini. Karena akhlaq yang baik dilandasi dengan agama yang baik.

Imam menejelaskan pendidikan akhlaq melalui jalur pendidikan formal sangat terbatas oleh karena itu perlu upaya pendidikan akhlak di luar jam pelajaran. Bagaimana formula yang tepat untuk pendidikan akhlaq nantinya akan dibahas dan dikaji oleh tim kecil yang akan dikoordinir oleh Dinas Pendidikan.  Hasil pembahasan dan kajian tim kecil ini akan dibuat rekomendasi ke Bupati untuk membuat kebijakan lebih lanjut.

Sedangkan H. Munir mantan Bupati pemalang terjadinya degredasi moral pada anak-anak remaja dikarenakan tiga hal. Pertama karena lemah iman, kedua lingkungan yang buruk dan yang ketiga lemah dalam pengawasan.

Munir mengusulkan mengatasi perilaku yang tidak baik tersebut maka harus ada keteladanan oleh semua pihak. Keteladanan dari guru, orang tua dan lingkungan. “Kalau seseorang ingin punya anak soleh maka orang tuanya harus berbuat soleh dulu,” katanya

Ada lima hal yang yang ada dalam keteladanan lanjut  Munir, keteladanan dalam berbahasa, pembiasaan yang baik, pengajaran dan dialog, pengawasan orang tua dan guru dan adanya sanksi.

Kepala Kemenag Purbalingga, Rohiman mengatakan ekstrakurikuler akhlakul karimah bisa dikembangkan lewat Madrasah diniyah atau TPQ bagi anak didik yang beragama islam. Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA bisa menggunakan tenaga penyuluh agama yang tersebar di seluruh kecamatan.

“Dengan menggunakan lembaga yang ada maka kegiata ini bisa bersinergi,”kata Rohiman.

Musyawarah ini diikuti oleh tokoh agama, bagian kesra, MKKS SD, SMP dan SMA, Dinas Pendidikan dan bagian Humas. (dy)