PURBALINGGA- Untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada budaya dan permainan lokal, Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Purbalingga menggelar kegiatan Gebyar Budaya Lokal yang diikuti anak didik dari 117 Aisyiyah Bustanul  Athfal (ABA) se Kab. Purbalingga di lapangan barat Stadion Goentoer Darjono Purbalingga, Selasa (04/09).

Dalam laporannya, Ketua Panitia Gebyar Budaya Lokal  Istiati Fauzi, S.Pd. menyampaikan maksud kegiatan ini adalah untuk mengembangkan pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Islami melalui sekolah dengan mengembangkan cipta lagu dan cerita lokal, dan menggali potensi budaya lokal yang sesuai dengan ajaran Islam. Kemudian menciptakan alternatif budaya dengan memadukan nilai-nilai Islami dengan kearifan dan kecerdasan lokal, mengembangkan seni sebagai salah satu karya budaya yang memiliki filosofi tinggi.

“Kegiatan ini sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dengan menekankan fungsi kesenian sebagai media dakwah dan pembentukan karakter dengan bentuk kegiatan gelar budaya lokal yang bertema budaya lokal membuka cakrawala generasi muda berkarakter islami,” kata Istiati.

Plt. Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE. B.Econ. menyambut baik dan positif kegiatan gelar budaya lokal dan mengapresisasi penyelenggara kegiatan utamanya PD Asisyiyah yang ternyata memiliki kepedulian selain sebagai menyelenggarakan pendidikan formal juga turut berupaya dalam pengembangan dan menumbuhkan kecintaan terhadap kesenian dan budaya lokal yang ditularkan kepada generasi muda,

“Anak-anak sekarang hidup di jaman milenial, jaman globalisasi, jaman digitalisasi dimana perubahan-perubahan yang terjadi sangat berdampak mempengaruhi generasi muda, untuk itu orang tua dan guru perlu memberikan bimbingan dan pembinaan intensif,” katanya.

Plt. Bupati Tiwi berharap, melalui gelar budaya lokal juga menjadi ajang pembinaan pembentukan karakter karena sekarang banyak dijumpai permasalahan remaja terutama degradasi moral dan banyak yang terjerumus pada pergaulan bebas, narkoba dan juga minuman keras. Menurutnya, generasi muda tidak cukup hanya memiliki kecerdasan intelektual namun penting memiliki attitude yang baik. Pendidikan yang penting dan utama adalah dalam keluarga karena keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak belajar yang baik dan buruk.

“Menumbuhkan sesuatu yang positif di keluarga sangat penting, orang tua dan guru wajib memberikan landasan pendidikan agama yang kuat bagi generasii muda untuk membentengi mereka dari berbagai hal negatif di masa yang akan datang,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Plt. Bupati Tiwi juga menyampaikan komitmennya bahwa di tahun 2019 Kabupaten Purbalingga akan menjadi Kabupaten layak anak. Karena dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah masih tersisa 6 Kabupaten/Kota yang belum masuk kategori Kabupaten layak anak dan Purbalingga termasuk didalamnya.

“Kami merasa malu karena Purbalingga belum menjadi Kabupaten layak anak, maka kami berkomitmen harus bisa mempersiapkan sarana prasana baik kesehatan maupun pendidikan serta fasilitas umum lainnya yang ramah anak, semoga tahun 2019 bisa terelasisasi,” kata Plt. Bupati Tiwi.

Dalam kegiatan gebyar budaya lokal dilombakan berbagai jenis permainan tradisional yaitu egrang bathok kelapa, geredan upih (pelepah daun pohon pinang), bakyak telu. Sebelumnya, dilaksanakan gebyar budaya gerak dan lagu yang diikuti anak-anak didik dari 117 Aisyiyah Bustanul  Athfal (ABA) se Kab. Purbalingga, selain itu juga ditampilkan Polisi Sahabat Anak dari Polres Purbalingga yang memberikan sosialisasi kepada para wali siswa/orang tua siswa untuk mendidik  sejak dini pada anak-anaknya tentang kewajiban mematuhi peraturan lalu lintas dan pentingnya penggunaan helm ketika berkendara di jalan raya. (t/humas)