PURBALINGGA,INFO–Kelompok petani duku “Tunas Harapan”, Desa Kalikajar,Kecamatan Kaligondang, Purbalingga bertekad mengembalikan kejayaan Desa Kalikajar sebagai sentra buah duku ternama. Dan dijadwalkan, pada Sabtu (3/3) mulai jam 08.00 WIB di halaman balai desa setempat,akan digelar bazar duku. Panitia menyediakan dua ton duku hasil brongsongan ,dengan harga per kg Rp 20 rb, dan kegiatan ini akan dihadiri Bupati Purbalingga, Tasdi.

Pada bazar tersebut,sekaligus akan dimanfaatkan untuk peluncuran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kalika Mandiri dan sosialisasi Pilgub Jateng oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purbalingga dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kaligondang.

“Kami jamin, buah duku yang kami gelar di bazar duku Kalikajar, asli duku Kalikajar,yang rasanya manis,dan beda dengan duku-duku dari daerah lainnya. Rencananya,kami memetik duku kualitas baik itu dari pohonnya  pada hari Jumat (2/3) siang. Silahkan masyarakat datang untuk membeli duku asli Kalikajar, yang pada panen kali ini memang melimpah dibanding tahun lalu,”ujar Kepala Desa Kalikajar, Ayatno ketika dihubungi di kantornya, Selasa (27/2).

Ayatno mengakui, selama ini Desa Kalikajar dikenal sebagai penghasil buah duku ternama. Ciri khas buah duku asli Kalikajar yang dibrongsong dengan rimpen (tirai terbuat dari bambu), sehingga menghasilkan buah yang sangat manis, kulitnya tipis,daging buahnya tebal dan warnanya bening,  bijinya kecil bahkan nyaris tidak ada, serta baunya harum.

“Kurang lebih butuh waktu satu bulan sejak dibrongsong sampai dipetik, agar menghasilkan buah duku kualitas baik itu,”  ujarnya.

Beberapa warga Kalikajar  mengakui, belakangan kualitas duku Kalikajar menurun,karena banyak petani yang tidak telaten membrongsong buah dukunya ketika sudah mulai berbuah. Terlebih ada duku dari luar Kalikajar yang masuk, yang dioplos dengan duku Kalikajar. Dan harganya pun jauh di bawah harga duku kualitas baik. Saat ini,di pasaran di wilayah Kalikajar, banyak yang menjajakan duku dengan harga bervariasi Rp 10 ribu-15 ribu/kg.

Ayatno menambahkan, untuk mengembalikan kejayaan kualitas duku  asli Kalikajar,pihaknya menghimbau kepada para petani duku,agar merawat pohon duku dengan baik,dan ketika mulai berbuah, mau membrongsong. “Memang agak ribet dan butuh biaya lebih ,tapi demi menjaga kualitas, kelompok petani duku Tunas Harapan tetap melakukan itu. Ada sekitar 25  pohon  yang buahnya kami brongsong, dan siap dipanen pada hari Jumat (2/3). Dari 25 pohon itu kami perkirakan menghasilkan 2 ton,”ujarnya.

Pemerintah Desa Kalikajar mencatat, saat ini sekitar 3.000 pohon duku produktif berusia lebih dari 55 tahun mulai panen. Adapun 4.000 pohon muda berusia kurang dari 25 tahun sebagian sudah berbuah. Duku memiliki masa panen yang singkat, yaitu bulan Februari- Maret.

Setiap pohon dapat menghasilkan buah rata-rata 3 kuintal. Pohon dewasa paling tidak menghasilkan 900 ton duku. Jika dipatok harga Rp 10.000/kg, total omzet warga Kalikajar Rp 9 miliar sekali panen.

Duku itu dibeli para tengkulak dan pengepul, lalu disebar ke beberapa kota di Jawa Tengah. Maka, duku Kalikajar pun menyebar ke Semarang, Pemalang, Tegal, Brebes, Kebumen, Purworejo. Duku Kalikajar juga membanjiri pasaran hingga ke Jakarta, Yogyakarta, Surabaya hingga Makasar dan di berbagai daerah lainnya.

Saat ini, hampir setiap rumah di Desa Kalikajar memiliki pohon duku, antara 2 – 5 pohon. Bahkan ada seorang petani kaya, yang memiliki pohon hingga 100 pohon yang berusia di atas 50 an tahun.

Keunggulan duku Kalikajar berasal dari tanah tempat tumbuh. Tak jauh dari desa itu ada sungai. Tanah yang teduh menjadi tempat yang baik bagi pertumbuhan pohon duku. Sebab, jika tanaman itu dipindahtanamkan ke daerah lain, hasilnya tidak sebagus di Kalikajar, meski cuma di tetangga desa.(PI-1)