PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengingatkan pentingnya menggali sejarah untuk membangun bangsa. Seperti halnya penetapan peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945, Indonesia menjadi tidak kehilangan sejarah sebagai inspirasi persatuan dan gotong-royong.

“Dengan mengetahui sejarah, kita semakin tahu jati diri sebagai bangsa. Dengan semakin mengetahui jati diri, seluruh potensi untuk meraih kemakmuran, bisa dioptimalkan,” kata Bupati Tiwi membacakan Sambutan Gubernur Jawa Tengah dalam Upacara Bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila di Halaman Pendopo Dipokusumo, Kamis (1/6/2023).

Bukti nyata berkat optimalisasi ini salah satunya keberhasilan menguasai saham mayoritas Freeport. Ekspor nikel mentah juga berhasil distop, demikian untuk ekspor bauksit, menyusul tembaga dan timah. Efeknya, sejak tahun 2020 Indonesia selalu mengalami surplus di atas USD 20 miliar.

“Bahkan tahun 2022 kemarin, Indonesia berhasil mencetak sejarah surplus terbesar karena tembus USD 54,46 miliar. Itulah optimisme pembangunan yang lahir setelah kita mengenal dan menghargai sejarah,” katanya.

Bupati mengajak untuk berbangga ketika desa-desa di Jawa Tengah, khususnya desa-desa wisata mulai menggali sejarahnya masing-masing. Sebab, dari situ akan lahir sebuah narasi yang memperkuat mentaI sekaligus optimisme warga.

“Setelah narasi dan optimisme warga tebangun, semua akan bergerak secara optimal untuk meraih kemakmuran. Jadi orang-orang desa tidak perlu lagi merantau untuk mencari nafkah, karena di kampung halaman rezekinya sudah melimpah,” katanya.

Bupati mengajak kepada seluruh kepala desa, untuk menggali sejarah desa agar jadi pintu masuk kemakmuran untuk semua. Libatkan para tetua dan pemuda. Undang perguruan tinggi, minta bantuan sama kabupaten atau provinsi.

“Lakukan dengan gotong royong, karena itulah spirit hidup bernegara kita,” katanya.(Gn/Prokopim)