PURBALINGGA INFO, Walaupun terdampak pada pandemi Covid-19, UMKM pengrajin batok kelapa di Kelurahan Purbalingga Wetan, Purbalingga masih tetap eksis menjalankan usahanya. Permintaan kerajinan batok kelapa masih terus mengalir dari para pembeli yang berasal dari berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan, Sumatra, Sulawesi dan Jogjakarta.

Hal itu disampaikan oleh ketua paguyuban pengrajin batok kelapa Kelurahan Purbalingga Wetan, Sutrisno saat diwawancarai di workshopnya, Jum’at (25/3/2022). Untuk menjalankan usahanya Sutrisno memperkerjakan karyawan sebanyak 6 orang, yang kesemuanya laki-laki.

“ Usaha yang kami jalani membuat kerajinan yang terbuat dari batok kelapa dan batangnnya, kebanyakan untuk peralatan rumah tangga. Seperti solded, tempat ulekan, ulekan, centong nasi, centong sayur, dan teman-temannya. Untuk harganya antara Rp 3 ribu sampai Rp 50 ribu,” katanya.

Satu bulannya menurut Sutrisno bisa mendapatkan keuntungan sekitar 4-5 juta rupiah, setelah dipotong untuk ongkos produksi dan material bahannya. Agar produksinya cepat, Sutrisno juga turun langsung membuat mal atau pola yang kemudian dipotong menggunakan table saw. Sehari 1 pekerja bisa menyelesaikan sekitar 40-50 piece/hari.

“ Semua peralatan yang ada di sini, seperti table saw, gerinda, bor duduk, sebagian merupakan bantuan dari pemerintah. Peralatan mesin ini sangat membantu kami dalam mempercepat produksi kerajinan batok kelapa,” ujarnya yang sudah menekuni profesi ini sejak kelas 3 SD sampai berumur 51.

Untuk pembelian, lanjut Sutrisno bisa langsung pesan ke tempat atau melalui pesan WA, dan untuk pembayaran bisa melalui transfer atau cash. “Kami lebih mementingkan saling kepercayaan,” tambahnya.

Workshop yang ditempati bersama temen-temen pengrajin yang lain menurut Sutrisno merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Purbalingga. “ Workshop baru dua tahun yang lalu diperbaiki oleh Pemkab Purbalingga,” katanya.

“ Kami sangat berterimakasih kepada Pemda Purbalingga yang telah memberikan workshop dan peralatannya. Kedepan kami juga minta bantuan pemerintah dikarenakan pesanan terlalu banyak dan kami belum bisa melayani semua permintaan para pembeli,” pungkasnya. (-dy)