PURBALINGGA – Dalam tahun 2015 ini aksi tindak kriminal pencurian dengan pemberatan (curat) dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Kabupaten Purbalingga meningkat dibanding tahun lalu. Masing-masing meningkat 21.9 persen dan 22,2 persen.

Dari analisis kepolisian, meningkatnya pencurian diantaranya disebabkan oleh factor minimnya peran serta masyarakat untuk pencegahan.

“Kasus curanmor misalnya, banyak TKP berada di rumah korban. Kendaraan yang dicuri juga tidak dilengkapi dengan kunci pengaman ganda. Ada pula yang sengaja meninggalkan motor dalam keadaan kunci menggantung,” kata Kapolres Purbalingga AKBP Anom Setyadji, saat menggelar pers rilis tahun 2015 di ruang kerjanya, Rabu (30/12).

Sementara itu, secara umum gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama tahun ini mengalami penurunan dari 1.249 kasus menjadi 1.244 kasus. Masing-masing kejahatan atau kriminalitas turun dari 365 kasus menjadi 319 kasus, tindak pidanan ringan (tipiring) turun dari 112 kasus menjadi 90 kasus, gangguan ketentraman dan ketertiban naik dari 723 kasus menjadi 798 kasus dan bencana turun dari 49 kasus menjadi 37 kasus.

“Secara umum, kejahatan yang terjadi didominasi kejahatan konvensional yaitu 318 kasus dan kejahatan terhadap kekayaan negara satu kasus,” katanya, didampingi Wakapolres Kompol Samdani.

Adapun selama satu tahun ini, Polres Purbalingga mengungkap sebelas kasus yang menonjol. Masing-masing yaitu distribusi pupuk bersubsidi, ijazah palsu, penggandaan uang, perampokan toko waralaba, narkoba, dua kebakaran di pabrik kayu, membawa lari anak perempuan di bawah umur, pecah kaca mobil, jaringan curanmor dan kecelakaan tunggal dengan tiga anak tewas di TKP.

Untuk kasus kebakaran pabrik kayu CV Purbayasa Unit 3 di Jalan Raya Walik, Desa Gemuruh, Kecamatan Padamara pada April lalu, pihaknya menetapkan pemilik pabrik sebagai tersangka atas dugaan kelalaian yang menyebabkan terjadinya kebakaran. Sedangkan kasus serupa di CV Purbayasa Unit 2 di Jalan Raya Desa Purbayasa, Kecamatan Padamara pada 27 Desember lalu, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Kasus ini cukup menjadi perhatian karena terjadi di dua pabrik kayu dengan pemilik sama. Terakhir menimbulkan sembilan korban luka, lima sudah pulang, sisanya masih dirawat di rumah sakit di Purwokerto. Sementara masih proses lidik,” katanya. (Hardiyanto)