PURBALINGGA. INFO–Siswa yang cerdas adalah siswa yang tidak gampang terprovokasi dan tidak gampang mengkafirkan orang lain. Dalam hal ini, perbedaan adalah anugerah yang harus disyukuri, dan bukan untuk saling membenci serta memusuhi.

“Saya percaya, siswa-siswa SMP Negeri 3 Purbalingga itu cerdas secara intelektual dan secara moral.Dan siswa yang cerdas adalah yang menghargai keberagaman, tidak gampang terprovokasi dan tidak gampang mengkafirkan orang lain,” ujar Agus Sukoco ketika tampil pada pengajian akbar memperingati Maulid  Nabi Muhammad SAW dan HUT ke 43 SMP Negeri 3 Purbalingga, di lapangan sekolah setempat, Senin (18/11/2019).

Agus Sukoco yang juga dikenal sebagai ustad, budayawan dan pegiat sejarah lokal Purbalingga ini tampil dengan gaya kocak dan menghibur. Sehingga para siswa ikut larut mendengarkan tauziahnya, tanpa merasa bosan.

Sesekali, para siswa maupun hadirin dihibur dengan lagu-lagu yang dibawakan  oleh komunitas musik Ki Ageng Juguran (KAJ), pimpinan  Agus Sukoco, yang juga alumni SMP Negeri 3 Purbalingga tahun 1992 itu.

Lagu berjudul “Akad”  yang dipopulerkan oleh group band Payung Teduh, dan lagu “Kartonyono Medhot Janji” yang dipopulerkan oleh artis Denny Caknan, adalah dua diantara sekian lagu yang melibatkan para siswa untuk menyanyi bersama.

Ikut menyaksikan dalam pengajian akbar itu,  Kepala SMPN 3 Purbalingga Subarno, S.Pd, Kapolsek, Danramil, Camat Purbalingga, alumni SMPN 3 Purbalingga dari berbagai angkatan,  jajaran dewan guru, karyawan serta para siswa SMPN 3 Purbalingga.

Agus Sukoco juga mengajak para siswa SMPN 3 Purbalingga untuk  mengagumi dan mengidolakan gurunya. Dan guru itu harus bisa digugu dan ditiru atau dipercaya dan dicontoh.

Agus Sukoco menyuplik kisah dalam pewayangan, yakni kisah Bambang Ekalaya. Diceritakan,  Bambang Ekalaya  ingin berguru kepada Resi Drona yang sakti. Namun,  permohonan Ekalaya ditolak oleh Resi Drona dengan lembut, karena Resi Drona telah berjanji hanya akan mengajar ilmu memanah kepada para ksatriya putra-putri kerajaan Hastina, termasuk Arjuna.

Bambang Ekalaya tak patah semangat, dia bertekad untuk tetap mengangkat Resi Drona sebagai gurunya. Sehingga dibuatlah patung di tengah hutan yang  menyerupai Resi Drona. Alkisah, setelah berbulan-bulan, Bambang Ekalaya menjadi sangat sakti, bahkan lebih sakti dari para ksatria Pandawa dan Korawa yang didik langsung oleh Resi Drona.

“Kesaktian Bambang Ekalaya itu , karena dia mengagumi dan mengidolakan Resi Drona, gurunya. Dan saya berharap, siswa-siswi SMP 3 Purbalingga, bisa mengagumi dan mengidolakan guru-gurunya. Saya yakin, 5 – 10 tahun ke depan, banyak alumni sekolah ini jadi orang sukses. Dan setelah sukses, janganlah lupa dengan guru-gurunya yang tekah ikut mewarnai hidupmu,” pesan Agus Sukoco kepada para siswa SMPN 3 Purbalingga.

Tiga Kegiatan

Sementara itu, rangkaian HUT ke 43 SMPN 3 Purbalingga tahun 2019 ini, terselenggara dengan sukses berkat bantuan dari berbagai pihak, utamanya peran ikatan alumni yang sangat kompak yang tergabung pada Pastibangga (Paguyuban Alumni SMP 3 Purbalingga .

“Alumni SMPN 3 Purbalingga sangat kompak dan perannya luar biasa untuk menyukseskan  HUT ke 43 ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada para alumni,” ujar Kepala SMPN 3 Purbalingga, Subarno, S.Pd.

Kata Subarno, dalam rangka HUT ke 43, pihaknya menggelar tiga kegiatan. Yakni bantuan 43 tangki air bersih ke daerah-daerah yang kekurangan air bersih  di musim kemarau baru-baru ini, seperti di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon, Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari, Desa Banjarsari Kecamatan Bobotsari dan sebagainya.

Kegiatan berikutnya, jalan sehat yang digelar Minggu (17/11/2019), dan Senin (18/11/2019) digelar pengajian akbar. Ikut memeriahkan pengajian akbar, ditampilkan grup rebana Lajat Jamilah SMP Negeri 3 Purbalingga yang keluar sebagai juara pertama pada lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami -Sekolah Menengah Pertama (Mapsi SMP) ke-9 tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2019.

Dalam pengajian akbar itu pula, diserahkan santunan kepada 43 siswa yatim piatu, dimana setiap siswa menerima Rp 250 ribu. Juga pemberian tali asih kepada para guru yang telah purna.(PI-7)