PURBALINGGA  – Program-program yang dilaksanakan  pemerintah kabupaten (Pemkab) Purbalingga dalam bidang keagamaan, khususnya Istigosah yang diadakan rutin di pendapa kabupaten tidak hanya sekedar untuk membangun silaturahmi antara ulama (tokoh agama) dengan umaro (pemerintah) dan umat (rakyat). Akan tetapi, selain untuk meningkatkan hubungan habluminallah (hubungan antara manusia dengan TuhanNya) dan Habluminanas (hubungan antara sesama manusia) melalui kegiatan tersebut juga dapat membangun tiga pilar.
“Ketiga pilar tersebut adalah, memupuk spiritual umat, memupuk silaturahmi serta membangun kultur (budaya),”terang Bupati Purbalingga Tasdi saat menyampaikan sambutan pada acara Istigosah di Pendapa Dipokusmo Jum’at malam (20/5) yang diikuti seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Camat Se-Kabupaten Purbalingga beserta alim ulama dan masyarakat.
Sedangkan tujuan utamanya, sambung bupati, adalah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan bidang keagamaan agar meningkatkan habluminanas, antara alim ulama dan umaro agar tidak terputus, sehingga akan terbangun ukhuwah (persatuan) semakin baik. Sehingga kegiatan keagamaan akan ditingkatkan.
“Kegiatan tersebut juga akan terus ditingkatkan, sehingga gema istigosah tidak hanya terpusat di pendapa saja, akan tetapi sampai ke pelosok wilayah di Purbalingga,”tuturnya
Sedangkan ketiga pilar yang terbangun dari kegiatan istigosah, jelas bupati, diantaranya, yang pertama adalah untuk membangun spiritual dalam rangka meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan pengabdian kepada sang maha pencipta. Pilar kedua untuk memupuk tali silaturahmi antara pemerintah, alim ulama dan umat agar jangan sampai terputus, sehingga bersinergi dalam rangka membangun umat serta membangun bangsa dan untuk mebangun Kabupaten Purbalingga. Denagn kegiatan tersebut akan terbangun Ukhuwah Islamiyah (persatuan Islam), Ukhuwah Basariyah (persatuan berdasarkan persaudaraan) dan Ukhuwah Wathoniyah (persatuan persaudaraan bangsa) yang semakin hari akan semakin kuat.
Untuk pilar ketiga adalah membangun kultur budaya manusia yang beriman, karena biasanya manusia yang beriman serta bertaqwa ibadahya juga semakin rajin, sehingga di sektor-sektor lainnya juga semakin rajin.
” Orang beriman dipastikan akan tekun dan tidak malas-malasan, karena sudah terbiasa dengan bangun pagi dan menjalankan ibadah sholat secara teratur, kerjanya juga pasti teratur dan disiplin. Hal tersebut merupakan efek dari ibadah, karena ibadah tidak semata-mata membentuk iman dan taqwa, bukan pula semata-mata membangun silaturahmi, akan tetapi untuk membentuk mental berkarakter yang disiplin. Sehingga akhirnya membentuk manusia-manusia yang berkualitas,”ujarnya.
Menurut bupati, dengan terbentuknya manusia yang berkualitas, maka dengan hal tersebut akan dapat memanfaatkan hidupnya, sejauh mana berkontribusi terhadap umat-umat yang lain, ujarnya (Sukiman)