PURBALINGGA, INFO – Ada sajian kuliner khas lebaran atau hari raya Idul Fitri yang tak boleh terlewatkan yakni ketupat. Hal inilah yang menjadi inspirasi masyarakat khususnya di Kabupaten Purbalingga untuk memanfaatkan hari-hari terakhir bulan Ramadhan untuk berbisnis atau berjualan selongsong ketupat.
Hampir sepanjang jalan di kota hingga kecamatan, kita bisa menjumpai para pedagang selingsong ketupat tersebut terutama di H-3. Bahkan di setiap pasar tradisional bisa dipastikan kita akan menjumpai pedagang-pedagang tersebut, seperti Sobihin yang jauh-jauh dari Desa Pengadegan menawarkan selongsong ketupat hingga pasar Hartono Purbalingga.
“Kiye nggawa 1.600 biji, regane nek esuk 50 apa 60, wis mandan awan ya 40 per 100 biji (ini bawa 1.600 biji, harganya kalau pagi 50 atau 60 ribu, kalau sudah agak siang jadi 40 ribu per 100 biji-red),” ujar pria paruh baya yang kesehariannya bekerja di proyek saat diwawancara, Kamis (20/4).
Harga yang ditawarkan para pedagang pun bervariasi, mulai dari 400 hingga 750 rupiah per biji. Jika Sobihin menjual per ikat berisi 100 biji selingsong ketupat, lain halnya dengan Miarso yang menjual per ikat berisi 20 biji dengan harga 15 ribu rupiah.
“Dinten niki mbekto 1.100 biji, regine mawi-mawi wonten sing 15 per iket wonten sing 20 (hari ini bawa 1.100 biji, harganya bervariasi ada yang 15 ribu rupiah per ikat ada yang 20 ribu rupiah-red),” katanya.
Bisa diperkirakan omset yang didapatkan para pedagang selingsong tersebut dalam 1 hari dimana rata-rata mereka bisa menjual 1.000 biji selongsong ketupat dengan harga rata-rata 500 rupiah, maka dalam 1 hari itu mereka bisa memperoleh omset 500 ribu rupiah. Tentu persiapan yang mereka lakukan sudah jauh hari untuk membuat ribuan selongsong ketupat tersebut. (fph/kominfo)