PURBALINGGA INFO – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga resmi merilis data hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) tahap 1 bertempat di Braling Grand Hotel Purbalingga (12/12/23).

Kepala BPS Purbalingga, Slamet Romelan mengatakan, hasil ST2023 akan didiseminasikan kepada publik secara bertahap. Adapun data yang dirilis pada tahap 1 ini masih berbentuk agregasi dan rekapitulasi.

“Rilis data tahap pertama memang masih berbentuk agregasi atau jumlah dan rekapitulasi, sehingga untuk data data yang lebih detail terkait dengan sub sektor pertaniannya maupun usaha pertanian yang ada di dalamnya nanti akan kita tunggu bersama pada rilis buku publikasi tanggal 15 Desember dan rilis publikasi tahap kedua pada tanggal 15 April 2024,” katanya.

Ia menerangkan ada sebanyak 804 petugas yang diterjunkan dalam proses sensus pertanian 2023 yang berlangsung selama dua bulan, dari tanggal 1 Juni sampai 31 Juli 2023. Secara global, Slamet menjelaskan, hasil sensus pertanian 2023 ini jumlah petani menurun. Struktur ekonomi di Kabupaten Purbalingga mengalami pergeseran dari yang tadinya didominasi oleh sektor pertanian sekarang didominasi oleh sektor industri pengolahan.

“Hal yang penting yang perlu kami sampaikan bahwasannya memang kondisi pertanian secara umum di Kabupaten Purbalingga selama 10 tahun terakhir ini mengalami penurunan, baik dari sisi usaha pertaniannya maupun untuk rumah tangga usaha pertaniannya atau rumah tangga yang mengusahakan pertanian yang perorangan. Kemudian untuk yang berbadan hukum memang ada peningkatan yang cukup drastis,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023, Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 118.354 unit, turun 21,53 persen dari tahun 2013. Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 8 unit, bertambah 7  unit atau naik 700 persen dari tahun 2013, dan jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) sebanyak 17 unit, naik 30,77 persen dibanding tahun 2013. Sementara itu, jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) hasil ST2023 di Kabupaten Purbalingga menunjukkan penurunan sebesar 9,49 persen menjadi 223.415 rumah tangga.

Sedangkan jumlah Unit Usaha Pertanian Perorangan terbesar berada di Kecamatan Kejobong sebanyak 10.484 unit disusul Kecamatan Rembang sebanyak 10.262 unit dan kecamatan mrebet sebanyak 9.154 unit, yang terkecil berada di Kecamatan Purbalingga sebanyak 1.930 unit. Untuk jumlah usaha pertanian terbanyak di subsektor hortikultura  sebanyak 69.653 unit.

“Semoga data hasil ST2023 yang kita rilis ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk perencanaan pembangunan khususnya di sektor pertanian dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Sementara itu Plt Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam mengatakan hasil ST2023 selaras dengan proporsi PDRB Kabupaten Purbalingga. Bahkan di tahun 2021 dan 2022 sektor pertanian sudah tidak lagi mendominasi persentase PDRB Kabupaten Purbalingga.

“Kita berharap pergeseran kegiatan masyarakat dari on farm ke off farm ini akan diikuti dengan peningkatan nilai tambah hasil usaha dan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat kita. Kalau bisa petani itu tidak hanya melakukan kegiatan budidaya, tetapi juga melakukan upaya pengolahan,” katanya.

Mukodam menambahkan, ini merupakan hal yang wajar manakala sebuah daerah sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

“Dari agraris atau pertanian menjadi tahapan industrialisasi.  Hanya saja kita berharap bahwa perubahan porsi dan kegiatan usaha masyarakat kita yang menuju ke industri dan pengolahan harapannya berbahan baku hasil pertanian, dengan tetap  memanfaatkan potensi dan kearifan lokal yang ada di Kabupaten Purbalingga,” pungkasnya.