PURBALINGGA, HUMAS – Ketua panitia bulan dana Palang Merah Indonesia (PMI) tahun 2012 AKBP Ferdy Sambo, SH, S.IK, MH mengungkapkan, kesadaran para pengusaha untuk memberikan sumbangan pada bulan dana PMI ternyata masih perlu ditingkatkan. Prosentase perolehan dari pengusaha terbilang dibawah prosentase sektor lain. Padahal, perolehan bulan dana PMI merupakan tindakan amal dan akan dipergunakan kembali untuk menolong masyarakat yang dilanda bencana atau musibah.

“Sumbangan PMI meski jumlahnya kecil hanya Rp 500, namun jika disatukan akan berpengaruh besar. Dana yang terkumpul akhirnya juga akan memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Ferdy Sambo yang juga Kapolres Purbalingga pada penyerahan hasil bulan dana PMI tahun 2012 di Operation Room Graha Adiguna Kompleks Pendopo Pemkab, Rabu (21/11) siang.

Hasil perolehan sumbangan bulan dana itu selanjutnya diserahkan oleh ketua panitia kepada Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si. Dari Bupati kemudian diserahkan kepada Ketua PMI Purbalingga Drs Suyitno.

Sumbangan bulan dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat sebanyak Rp 445.585.630 atau 90,84 persen dari target sebesar Rp 490.531.250,-. Sumbangan terbesar dari sektor kepala keluarga dengan perolehan Rp 176.418.847,-. Sumbangan dari pengusaha tercatat Rp 139.606.450,-. Pengumpulan sumbangan dilakukan dengan pengedaran kupon yang nominal besarannya antara Rp 500 hingga Rp 2.500,-. Kupon diedarkan kepada siswa sekolah, masyarakat, dan lewat instansi pemerintah.

Ferdy Sambo mengakui penarikan sumbangan ada sejumlah kendala. Masyarakat terkadang merasa sudah dimintai sumbangan di suatu tempat, namun di lokasi lain juga dimintai. ”Masyarakat ada yang merasa keberatan untuk mengeluarkan kembali sumbangan Rp 500 atau Rp 1.000, mereka merasa sudah memberikan sumbangan di rumah atau ditempat lain. Padahal nilai sumbangan itu tidak berbeda jauh ketika harus membayar buang air kecil diterminal,” kata Ferdy Sambo.

Kapolres juga mengungkap, sumbangan PMI di jajaran polisi dan bhayangkara tidak diambilkan dari anggota dengan cara memotong gaji. ”Sumbangan PMI saya bayari menggunakan uang kapolres. Hal ini mungkin bisa dilakukan oleh camat,” ujar Kapolres sembari menambahkan, honor operasional sebagai ketua panitia bulan dana PMI juga disumbangkan kembali untuk PMI.

Sementara itu Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko mengatakan, bulan dana PMI tidak hanya sebagai gerakan mengumpulkan uang, tetapi sebagai bentuk membangun kepedulian sosial, kebersamaan dan menggugah sisi kemanusiaan untuk saling membantu. Masyarakat juga diminta untuk tidak terlalu menyesal, jika di rumah sudah dimintai sumbangan, kemudian anaknya di skeolah juga sudah.”Yang perlu ditekankan adalah jangan menarik sumbangan dari warga yang tidak mampu. Sekarang eranya memang lain, jika tidak ikhlas menyumbang tentu akan cemberut,” ujar bupati Heru.

Bupati Heru juga meminta membangun kesadaran untuk saling tolong menolong dan bergotong-royong. Falsafah Jawa menyebut Jiniwit Katut, artinya jika dicubit ikut merasa sakit. Ketika ada saudara-saudara kita yang terkena musibah, maka kita ikut merasakannya, sehingga ada niat untuk membantu. Yang penting semua dilakukan dengan ikhlas,” pinta Bupati Heru.

Kepada siswa sekolah, lanjut Bupati Heru, juga perlu ditanamkan bahwa uang sumbangan PMI tidak hanya sekedar menyumbang. Uang yang terkumpul nantinya akan dibelikan beras atau ikan asin. Barang tersebut nantinya disumbangkan kembali kepada saudara-saudara kita yang terkena bencana. Pemahaman itu tentunya menjadi bagian dari pendidikan kita,” kata Bupati Heru.

Kepada pengurus PMI, Bupati Heru juga berpesan agar sumbangan dari masyarakat dikelola secara transparan. Yakinkan masyarakat bahwa uang itu untuk membiayai kemanusiaan. Transparansi pengelolaan sumbangan akan membangun kredibilitas dan selanjutnya membangun kepercayaan dan akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan. ”Karena sudah kredibel dan terpercaya, maka masyarakat akan semakin percaya dan tentunya mendukung kegiatan PMI,” kata Bupati heru. (Humas/y)