PURBALINGGA, INFO- Perayaan cap go meh yang menandai hari ke 15 (lima belas) dan berakhirnya perayaan tahun baru imlek 2569 di klenteng Hok Tek Bio yang berlangsung meriah pada Jum’at (02/03), mendapat apresiasi Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH. MM. Hal itu karena perayaan cap gomeh tidak hanya dinikmati warga Tionghoa saja, namun warga lain ikut berbaur merasakan kebahagiaan tahun baru imlek tersebut.

“Hal ini menandakan bahwa persatuan dan kesatuan kita masih tetap terjaga dan menjadi kewajiban kita untuk saling menghormati  perbedaan menjadi kekuatan yang menyatukan kita dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Bupati Tasdi.

Bupati berharap, perayaan tahun baru imlek akan membawa harapan baru, rejeki dan keberkahan yang melimpah bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia menyongsong hari esok yang lebih damai dan sejahtera, dan perayaan imlek yang aman dan kondusif semakin memperteguh dan memperkuat kepercayaan sebagai bangsa Indonesia yang tangguh dan kuat untuk bersatu, rukun dan damai.

Bupati melanjutkan, kerukunan dalam beragama menjadi modal dasar untuk menghormati perbedaaan berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika, pembelaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan  dan kebenaran serta keadilan bagi seluruh umat manusia. Dan perayaan imlek haruslah bermuara pada terwujudnya keadilan masyarakat, yang demokratis dengan menjunjung tinggi prinsip humanisme, pluralisme, persaudaraan dankerukunan mewujudkan persaudaraan satu bangsa Indonesia.

“Sebaliknya, kita harus meninggalkan diri dari pemaksaan kehendak, karena agama tidak boleh menjadi tameng bagi kepentingan sempit sebuah golongan. Dan bangsa Indonesia akan tetap menjadi bangsa yang besar apabila rakyatnya selalu menghargai perbedaan,” kata Bupati Tasdi.

Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan seni bela diri wushu dan juga pertunjukan liong- barongsai. Menurut seorang sesepuh warga keturunan tionghoa Purbalingga, Ambing Setiawan menuturkan bahwa bela diri, baik itu wushu ataupun kungfu dan beberapa jenis bela diri lainnya, wajib dimiliki setiap warganya, selain untuk olahraga, seni bela diri adalah warisan lelulur yang harus tetap dilestarikan.

Sementara liong-barongsai adalah salah satu pertunjukan sakral yang hanya dimainkan saat perayaan imlek saja. Pertunjukan liong adalah perwujudan dari pelindung warga tionghoa dimana liong (naga) tersebut adalah penjaga mereka dari roh jahat  akan membuka aura keberkahan dan rejeki untuk satu tahun ke depan. (PI-5/ PI-4)