PURBALINGGA, INFO – Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengajak kepada masyarakat Purbalingga yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur (Pilgub) tahun 2018 ini untuk menghindari politik pragmatis. Politik pragmatisme adalah menjadikan politik sebagai sarana untuk mencapai keuntungan dan pkepentingan pribadi.

“Pemimpin yang dihasilkan melalui politik pragmatisme akan menghasilkan pemimpin yang liberal. Namun, pemimpin yang dihasilkan melalui politik ideologis, akan menghasilkan pemimpin yang memiliki ideologi. Pemimpin yang memiliki ideologi kuat dipilih sesuai hati dan pikiran. Pemimpin ini akan taat kepada Pancasila,” kata Bupati Tasdi kepada wartawan usai membuka kegiatan sosialisasi pengawasan oleh Panitia pengawas pemilu Purbalingga bagi para kepala desa dan kepala kelurahan se-Purbalingga di Bale Apong, Kamis (25/1).

Bupati Tasdi mengungkapkan, saat ini ada kecenderungan pergeseran politik dari politik ideologis ke politik pragmatisme. Pergeseran ini tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Politik pragmatisme menghalalkan uang untuk meraih suara, atau yang lebih dikenal dengan politik uang. Kecenderungan politik uang ini yang harus dilawan karena bertentangan dengan hati nurani masyarakat. Pragmatisme politik menganggap bahwa berpolitik merupakan cara mudah untuk meraih status sosial terhormat, kedudukan dan jabatan tinggi serta kemampuan ekonomi. Politik bukan sebagai idealisme untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, berpolitik hanya sebagai mata pencaharian bukan untuk memperjuangkan nilai-nilai dan aspirasi rakyat.

“Dinamika pergeseran politik ideologis ke politik pragmatisme ini menjadi tanggungjawab bersama untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat. Masyarakat harus diberi pemahaman bahwa untuk mencari pemimpin harus yang memiliki ideologis baik, bukan memilih pemimpin karena iming-iming uang atau money politik,” kata Tasdi.

Tasdi juga mengingatkan kepada penyelenggara pemilu dan masyarakat untuk ikut mensukseskan Pilgub yang akan dilakukan 27 Juni 2018 mendatang. Salah satu ukuran sukses itu yakni tingkat partisipasi pemilih. “Jangan sampai partisipasi pemilih dibawah 50 persen, ini bahaya bagi kelangsungan pemimpin yang bersangkutan. Masyarakat harus disadarkan bahwa satu suara akan menentukan pemimpin dimasa mendatang,” kata Tasdi.

Selain itu, Tasdi juga mengingatkan sukses Pilgub yakni sukses filosofis, sukses yuridis, teknis, administrasi, sosiologi-politis, dan sukses security atau keamanan. “Masyarakat Purbalingga, para kepala desa dan kepala kelurahan sudah berpengalaman menyelenggarakan pemilu, baik pilkada maupun pemilu legislatif. Dengan pengalaman ini, maka kami yakin, pilgub Jateng akan berjalan dengan sukses dan lancar, serta aman,” harap Tasdi. (PI-1)