PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mendapat kunjungan pemuda-pemudi Jepang dari program Young Leadership Program (YLP) Indonesia – Jepang. Bupati Tiwi berharap, kunjungan dalam rangka cultural exchange ini bisa memberikan transfer knowledge bagi Indonesia dari mereka.

“Kami mengapresiasi, Young Leadership Program ini ini luar biasa, apalagi tidak hanya diikuti oleh pelajar yang ada di Indonesia tapi juga dari Jepang, sehingga dari interaksi antar negara ini diharapkan ada transfer knowledge,” kata Bupati Tiwi saat menyambut pelajar  Young Leadership Program di Gedung OR Graha Adiguna, Jum’at (18/8).

Bupati mengakui etos kerja dan disiplin orang Jepang yang tinggi. Selain itu Jepang juga unggul dalam pertanian. Diharapkan hal-hal baik itu dapat ditularkan kepada orang Indonesia termasuk Purbalingga.
Pada kesempatan ini, Bupati memperkenalkan secara singkat tentang Kabupaten Purbalingga. Mulai dari seni/budayanya, termasuk potensi dan keunggulan yang dimiliki.
“Purbalingga juga terkenal sebagai daerah industri, mayoritas bergerak dalam produksi bulu mata palsu dan wig yang diekspor, banyak tenaga kerja wanita yang bekerja di sektor itu,” katanya.
Sedangkan potensi alam, Purbalingga masih banyak bergerak di sektor pertanian, bahkan jadi lumbung padi di Jawa Tengah. Selain itu, Purbalingga juga memiliki potensi gula kelapa yang juga diekspor ke mancanegara.
“Purbalingga juga punya berbagai jenis wisata, baik wisata buatan, wisata religi maupun wisata alam. Purbalingga ini terletak di lereng Gunung Slamet dengan keindahan alam yang luar biasa,” katanya.
Ia berharap kunjungan mereka ke Purbalingga akan banyak hal yang didapat. Termasuk pengalaman dan ilmu-ilmu baru yang bermanfaat.
Untuk diketahui, YLP ini diinisiasi oleh Rofik Hananto, pengusaha dari Purbalingga yang juga anggota DPR RI bersama Kyoichiro Sugimoto, dosen Chiba Islamic Cultural Center (CICC) Japan. Dalam program ini, para pemimpin muda dari kedua negara akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam interaksi yang bermakna, dialog konstruktif, dan kegiatan kolaboratif.
Tujuannya untuk meningkatkan saling pengertian dan penghargaan terhadap nilai budaya dan tradisi masing-masing. Selain itu membangun jembatan persahabatan, toleransi, dan kerja sama yang langgeng antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam konteks warisan Muslim bersama.
Leader CICC Japan, Kyoichiro Sugimoto mengungkapkan melalui program ini berharap pemuda pemudi Jepang ini kelak jadi pemimpin di Jepang. “Kami berharap teman Jepang yang berkunjung ke Indonesia dan bertemu kawan yang muslim dengan penduduk muslim sehingga ketika kembali ke Jepang membuat kepercayaan diri muslim menguat,” katanya.
Rombongan dari YLP berkunjung di Purbalingga selama seminggu. Selain peserta pelajar dari Indonesia, di dalamnya ada 16 pemuda-pemudi Jepang yang ikut, mereka dari kalangan pelajar dan mayoritas beragama Islam.(Gn/Prokompim)