kikku

PURBALINGGA, HUMAS – Fasilitas produksi pengolahan pertanian yang dimiliki Koperasi Produksi Subur – Kawasan Industri Kompos Kandang Unggulan (KIKKU) Desa Mipiran Kecamatan Padamara, Purbalingga bertambah, menyusul diresmikannya pabrik pengolehan pakan skala kecil oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian RI Prof DR Zaenal Bahrudin. Sarana prasarana pabrik itu, merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian yang dikucurkan sejak 2009.

“Pemerintah berkomitmen memberikan pendampingan dana APBN, agar para petani mampu menghasilkan nilai tambah dari produk pertanian yang dihasilkan,” kata Dirjen PPHP Zaenal Bahrudin, dalam safari monitoring kegiatan PPHP dan peresmian pengolahan hasil pertanian di Purbalingga, Sabtu (11/2).

Setelah memiliki pabrik pengolahan pakan, lanjut Bahrudin, kelompok tani diminta melakukan terobosan-terobosan, baik dalam hal produksi maupun pemasaran. Menyangkut sumber pakan yang menjadi bahan produksi, menurut dia, masih banyak potensi yang bisa dimanfaatkan. “Sumber pakan mesti terus dicari tetapi harus diusahakan yang kualitasnya baik. Coba lakukan network dengan industri pengolahan kepala sawit. Pasti disana banyak limbah sawit yang bisa dipakai sumber pakan,” katanya.

Selain limbah sawit, tambahnya, potensi lainnya juga bisa digunakan. Seperti bahan-bahan hasil produksi jagung dan limbah pengolahan ikan. “Saya berharap, setelah memiliki fasilitas pengolahan pakan, kelompok bisa maju berkembang dengan baik. Juga mau berinovasi agar produk-produk yang dihasilkan dapat dipasarkan,” tandasnya.

Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko MSi meminta petani atau kelompok yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, harus mampu berkarya nyata dengan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan. “Kita mesti bersyukur dan berterima kasih. Tidak hanya dengan lisan, namun dengan karya nyata. Karena sekecil apapun, yang namanya bantuan harus dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinnakan) Purbalingga Ir Hartono menuturkan, pengembangan pabrik pakan ternak skala kecil di Desa Mipiran, menggunakan sumber dana bantuan sosial dari APBN yang dikelola langsung oleh kelompok. Rinciannya, pada 2009 mendapat kucuran dana Rp 288,9 juta melalui alokasi dana tugas pembantuan. Dana itu digunakan untuk pembangunan gedung, pengadaan genset, mixer, bahan baku pakan, dan sarana pendukung lainnya.

Kemudian pada 2010, mendapat Rp 100 juta dari dana dekonsentrasi, untuk pengadaan bahan baku pakan, disk mill, dinamo mixer dan palet kayu. Terakhir tahun 2011 lalu, kembali mendapat alokasi dana Rp 450 juta dari dana dekonsentrasi. Penggunaanya untuk bangunan gudang, disk mill, mesin pellet, mesin crumble, hammer mill, timbangan, rak penjemur pellet, mesin blower dan kendaraan roda empat.

“Saat ini, kapasitas produksinya baru mencapai 50 – 60 ton per bulan. Padahal permintaan pasar sampai saat ini mencapai lebih dari 100 ton per bulan. Sehingga masih dibutuhkan pengembangan kapasitas produksi. Kendalanya pada permodalan dan terbatasnya mesin pellet,” katanya.

Dia mengatakan, potensi pengembangan pabrik pakan ternak di Purbalingga masih sangat terbuka, Hal ini bisa dilihat dari perkembangan populasi ternak yang relatif tinggi, baik ternak ruminansia maupun non ruminansia khususnya unggas.

Kunjungan Dirjen PPHP di Purbalingga di dampingi Direktur Produksi Pemasaran Pertanian Kementan, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jateng, Bupati dan Wakil Ketua DPRD Purbalingga. Selain meresmikan pabrik pengolahan pakan di Mipiran, Dirjen juga melakukan pemantauan kegiatan PPHP di Desa Gondang Kecamatan Karangreja yaitu kegiatan pengembangan agro industri dan kemitraan perkebunan atsiri dengan pola insentif yang dikelola gabungan kelompok tani (Gapoktan) Ngudi Rejeki.

Terakhir, Dirjen PPHP berkunjung ke Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja untuk melihat perkembangan pengembangan agroindustri kelapa pada kelompok tani Sri Lestari V Desa Penolih Kecamatan Kaligondang dan Kelompok Pemuda Tani Sapta Nugraha Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja. (Humas/Hr)