DSC 0303

Empat perwakilan ulama kabupaten Purbalingga sepakat mendukung pelaksanaan Musbaqoh Hifdzil Qur’an di Purbalingga. MHQ akan dilaksanakan pada tanggal 26 -28 Agustus, yang dipusatkan di Alun-alun dan rencananya akan dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah.

Empat perwakilan ulama tersebut adalah Ketua MUI Kabupaten Purbalingga, Ketua Tanfidz PC NU Purbalingga, Ketua PD Muhamadiyah Purbalingga, dan Ketua Asosiasi Pondok Pesantren NU. Hal tersebut di ungkapkan pada saat acara Gerbang Cipuramas RRI Purwikerto bertempat di Gedung Graha Adhiguna, Jum’at petang (8/8)

Menurut Ketua MUI, KH. Abror Musodik dengan dipilhnya Purbalingga sebagai tuan rumah MHQ Pesantren XI tingkat Jawa Tengah merupakan moment yang sangat penting guna mengasah kemampuan para santri dalam menghapal Al Qur’an.

“Minimal  menambah semangat untuk hapal Juzama,” ujar Abror Musodik juga sebagai pengasuh Darul Abror, Bukateja

Dengan terselenggaranya MHQ di Purbalingga, menurut KH. Arif Musodik, ketua Tanfidz PC NU Purbalingga, dapat menjunjung nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Al Qur’an, dan ini bisa menjadi virus yang positif untuk mengembangkan dalam pemahaman Al Qur’an.

“Saya berharap kabupaten Purbalingga menjadi kabupaten yang berakhlaqul karimah, untuk itu saya menghimbau kepada seluruh pesantern yang ada di Purbalingga dan sekitarnya untuk ngombyongi kegiatan MHQ ini,” kata Arif Musodik yang juga sebagai pengasuh pondok pesantren Nurul Qur’an, Bukateja

Ketua Tamfidz PCNU KH. Suroso Abdul Rojak, mengatakan merupakan kegiatan amaliah yang tak terputus, karena setelah Ramadhan dilanjut dengan Hifdzil Qur’an kemudian Idul Adha. Mudah-mudahan ini merupaka ikhtiar dari masyarakat Purbalingga, karena janji dari Allah SWT orang yang Hifdzil Qur’an pahalanya adalah sorga.

“Tujuan akhir dari MHQ ini adalah agar segala amal perbuatan manusia dalam kehidupan sehari hari bernafaskan islami,” kata Suroso.

Ketua PD Muhammadiyah, Wahyudiono, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan MHQ. Dengan pelaksanaan MHQ ini dapat mendorong bagaimana jiwa Qur’ani masuk kedalam kehidupan sehari hari.

“Untuk mengembangkan itu diperlukan reward bagi santri yang berpestasi dari pemerintah, sebagimana yang telah dilakukan oleh Unversitras Muhamadiyah Purwokerto (UMP), Mahasiswa yang hafidz alquran dibebaskan dari iuran spp kecuali untuk fakultas kedokteran,” kata Wahyudiono