PURBALINGGA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purbalingga, Senin (5/6) menyelenggarakan Pencanangan Gerakan Pilah Olah Sampah Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Gerakan POS EMAS) dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup se-dunia. 

Kegiatan ini dimulai dari penandatanganan dokumen pencanangan POS EMAS, penghargaan kepada tokoh masyarakat peduli sampah, Expo produk kreatif sampah dan lomba kreasi kresek. Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga, Drs Widiyono MSi menyatakan bertekad agar Kabupaten Purbalingga bisa bebas sampah di tahun 2023.

“Kita targetkan tahun 2023 bebas sampah. Kalau Indonesia diprogramkan bebas sampah tahun 2025. Purbalingga mendahului dua tahun, insya allah bisa. Purbalingga akan menjadi tempat yang paling nyaman bagi warganya,” katanya dalam acara yang diselenggarakan di Operational Room Graha Adiguna Kompleks Pendopo Dipokusumo Purbalingga.

Ia menjelaskan, makna dari bebas sampah disini bukanlah bebas sampah yang berserakan dan hanya dibuang ke tempat sampah. Melainkan sampah menjadi terpilah dan termanfaatkan, sehingga tidak ada istilah sampah tertimbun percuma. Oleh karenannya perlu adanya gerakan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), diantaranya mengurangi penumpukan sampah, menggunakan kembali sampah yang masih layak pakai dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang memiliki nilai guna.

Bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia tahun 2018 ini, pihaknya akan mencanangkan sebuah gerakan, dimana gerakan ini merupakan langkah pemerintah daerah melalui DLH dalam rangka mengatasi permasalahan sampah. Seperti yang diketahui bersama beberapa waktu yang lalu, Purbalingga mengalami darurat sampah.

“Dari kejadian tersebut, kita bisa mengambil hikmah bahwa permasalahan sampah tidak bisa dianggap enteng. Produksi sampah yang terus menerus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis dan karakteristik sampah,” kata Widiyono dalam acara yang dihadiri oleh para direktur bank sampah dan kepala sekolah adiwiyata ini.

Ia menambahkan apabila pengelolaan sampah tidak dikeloa secara baik, maka sampah bisa menimbulkan berbagai dampak terhadap kesehatan lingkungan. Diantaranya pencemaran lingkungan, sumber penyakit, penyumbatan air yang bisa menyebabkan bencana banjir, serta dampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Sementara itu Kepala DLH Kabupaten Purbalingga Ir Sigit Subroto MT mengatakan tema dari Gerakan POS EMAS ini adalah “End Plastic Pollution” atau terjemahannya “Akhiri Polusi Plastik”. Hal ini telah dilakukan Pemkab Purbalingga khususnya di TPA Bedagas dengan adanya 9 mesin pengolah plastik. “Oleh karena itu kami juga menyelenggarakan lomba kreasi plastik atau kresek,” katanya.

Pada kesempatan ini, tokoh yang mendapatkan penghargaan atas kepeduliannya terhadap sampah. Diantaranya Karsin Haryoto selaku penemu paving blok dari plastik; Tofik Hidayat, pendiri bank sampah Maju Jaya Desa Karanglewas, Kutasari; Roro Henrarti SSos, selaku pendiri Limbah Pustaka, Desa Muntang, Kemangkon; dan Pujo Hartono pembuatan mesin alat pilah sampah.

Sementara itu acara Expo Produk Kreatif Sampah diikuti oleh 17 peserta terdiri dari sekolah-sekolah, bank sampah, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Saat ini di Purbalingga tercatat ada 42 Bank Sampah, selain itu setiap sekolah diedukasi untuk menjadi sekolah adiwiyata agar menjadi sekolah yang sekolah ramah lingkungan. (Gn/Humas)