PURBALINGGA, INFO- Esensi penting dari penyelenggaraan ruwat bumi, adalah menguatkan iman, rasa syukur, mengingatkan kepada sang pencipta, kemudian silaturahmi, peseduluran antar warga tetap terjaga, tidak boleh terpecah dengan alasan apapun walaupun itu dalam perbedaan pendapat.

“Seperti saya lihat tadi ketika menuju kesini, anak-anak membawa spanduk bertuliskan Cilapar Maju, Cilapar Rukun dan sebagainya. Itu adalah ungkapan hati nurani yang harus ditangkap para orangtua dengan memberi contoh apa itu kebersamaan, kerukunan dan kekeluargaan,” kata Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH.MM saat menghadiri ruwat bumi di Balai Desa Cilapar Kec. Kaligondang, Senin pagi (16/10).

Tantangan berat pada rasa persatuan dalam masa dinamika demokrasi seperti sekarang ini, lanjut Bupati, harus disikapi dengan bijaksana. Tidak seharusnya perbedaan pendapat malah menjauhkan persaudaraan bahkan dalam keluarganya sendiri.

“Jangan sampai adanya PILKADA maupun PEMILU menjadikan persoalan baru, saling jengkelan, wadan-wadanan, membuat stress dan menghilangkan silaturahmi yang baik dalam keluarga dan antar warga,” kata Bupati Tasdi.

Selanjutnya Bupati juga mengingatkan kecintaan masyarakat kepada kelestarian lingkungannya. Lestarinya lingkungan tentunya menjadi kewajiban semua warga untuk menjaganya, karena dengan telah diberikannya anugerah alam yang subur dan kaya, tidak hanya untuk diambil manfaatnya tetapi juga dijaga kelestariannya sebagai warisan yang baik kepada generasi selanjutnya.

Bupati berharap, kekayaan alam di tiap-tiap daerah yang ada di Purbalingga, harus disyukuri dan pemanfaatan alam harus diimbangi dengan pemeliharaan alam yang memadai. Misalnya di daerah sungai tidak hanya diambil pasirnya saja, di gunung dan hutan dijarah kayunya saja, namun tetap memperhatikan pemeliharaan alamnya juga.

“Tujuan selanjutnya adalah membangun kultur, melestarikan budaya gotong royong dan adat istiadat baik lainnya,” kata Bupati Tasdi.

Untuk kemajuan desa Bupati berharap Desa Cilapar punya produk lokal yang merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Tentunya hal ini berlaku bagi seluruh desa di wilayah Kecamatan Kaligondang lainnya sehingga ada gerakan satu desa satu produk dan hal itu harus di sengkuyung bersama seluruh warganya demi kemajuan desanya.

“Dari 224 desa yang ada di Purbalingga, semua harus bergerak, semua harus membangun, karena Pembangunan di Purbalingga adalah membangun di setiap pelosok desanya, tidak hanya terpusat pada satu daerah saja,” kata Bupati Tasdi.

Usai memberikan sambutan, Bupati berkenan memotong tumpeng dan beramah tamah dengan warga yang hadir. Menurut Kepala Desa Cilapar, Muslikhun, kegiatan ruwat bumi di Cilapar, adalah rangkaian acara yang dimulai dengan kirab budaya, pementasan kesenian tradisional calung, acara dhahar kembul, ruwat bumi dan ditutup pada malam harinya dengan pementasan wayang kulit yang dibawakan oleh Ki Dalang Kukuh Bayu Aji dan Ki Dalang Bima Setyo Aji. (PI-5)./(PI-4)