PURBALINGGA, INFO – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) III memberikan program penguatan industri unggulan daerah di Purbalingga dan Surakarta. Penguatan industri unggulan daerah di Purbalingga berupa sentra knalpot, sedang di wilayah Surakarta untuk industri unggulan batik. PPI wilayah III meliputi Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

“Di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kemenperin melalui Ditjen PPI III berkomitmen memperkuat industri unggulan daerah. Setidaknya sejak tahun 2016 sudah ada 16 sentra industri unggulan daerah yang didukung penguatannya. Penguatan itu melalui pemberian bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang digunakan untuk membangun sarana prasarana gedung dan juga peralatan, serta pendampingan pengelolaannya,” kata Direktur Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) III, Sri Yunianti saat diterima Bupati Purbalingga, H Tasdi, SH, MM, Kamis (7/12) malam.

Dikatakan Sri Yunianti, untuk wilayah Jawa Tengah, industri unggulan daerah yang diperkuat yakni sentra knalpot Purbalingga, dan sentra industri batik Laweyan Surakarta. Untuk wilayah Purbalingga dimulai tahun 2017 ini dengan kucuran dana Rp 23 miliar, dan akan dilanjutkan pada tahun 2018 dengan nilai kucuran dana yang sama. Total untuk dua tahun anggaran seluruhnya Rp 46 miliar. Sedang untuk industri batik Surakarta, akan dimulai penguatannya pada tahun 2018, dengan anggaran yang lebih kecil.

“Dengan penguatan sentra industri melalui pembangunan Lingkungan Industri Kecil (LIK) knalpot, diharapkan akan menjadi mitra para pelaku industri knalpot yang dikelola masyarakat. Keberadaan LIK nantinya jangan menjadi pesaing industri knalpot milik masyarakat, namun justru menjadi mitra untuk menumbuhkan dan mengembangkan industri knalpot yang sudah ada. Kami juga berharap, LIK knalpot nantinya jangan sampai mangkrak,” kata Sri Yunianti.

Sri Yunianti menjelaskan, Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM) merupakan lokasi pemusatan kegiatan industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis dan atau mengerjakan proses produksi yang sama, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang dirancang berbasis pada pengembangan potensi sumber daya daerah, serta dikelola oleh suatu pengurus profesional. “Pembangunan Sentra IKM by design, artinya agar Sentra IKM tertata dan efisien dengan tujuan untuk percepatan, penyebaran dan pemerataan pembangunan industri. Bentuk sentra yang dibangun by design seperti LIK knalpot di Purbalingga,” jelas Sri Yunianti.

Sri Yunianti menambahkan, penguatan yang dilakukan Kemenperin untuk pengembangan sentra industri mulai dari tahap perencanaan yang terdiri  pemilihan lokasi yang harus memenuhi sejumlah prasyarat yang ditetapkan, penyiapan lahan oleh pemkab, penyiapan kelembagaan (pengelola/pengurus sentra) dan penyiapan dokumen master plan. Kemudian tahap pelaksanaan pembangunan yang terdiri pembangunan infrastruktur/sarana dan prasarana usaha, seperti rumah produksi, jalan, IPAL, kantor pengelola, pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti showroom, lahan parkir, ruang terbuka hijau, tempat ibadah, dsb, pengembangan Fasilitas Layanan Bersama (Common Service Facilities); dan pembangunan jejaring/networking.

“Sedang pada tahap operasional pengembangan pengelola Sentra IKM dilakukan dengan penguatan kelembagaan (pengelola Sentra) dan peningkatan fasilitas layanan sentra kepada IKM,” jelas Sri Yunianti sembari berharap agar Purbalingga tetap memiliki ikon knalpot yang spesifik dan berbeda dengan produsen knalpot dari kota lain.

Bupati Purbalingga Tasdi, SH, MM mengatakan, IKM knalpot merupakan salah satu unggulan Purbalingga. Saat ini tengah dibangun LIK knalpot di Kelurahan Purbalingga Lor diatas lahan 2,3 hektar. Pembangunannya dalam dua tahun anggaran mulai tahun 2017 hingga 2018 dengan sumber dana dari DAK Kemenperin. Sementara untuk IKM knalpot tercatat sebanyak 136 IKM dengan produksi knalpot rata-rata 75.000 buah per bulan. Knalpot Purbalingga juga mampu bersaing dengan produsen dari kota lain. Bahkan mampu menembus sejumlah industri mobil, dan dalam pekan depan akan diundang lagi oleh sebuah ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) mobil untuk menjajaki kerjasama penyediaan knalpot untuk merk ATPM tersebut.

“Kami berharap, Kemenperin untuk terus mendukung pengembangan sentra knalpot Purbalingga, melalui pendampingan peningkatan sumberdaya manusianya, maupun pemberian prasarana dan sarana untuk mendukung sentra industri knalpot,” harap Tasdi. (PI-1)