PURBALINGGA, INFO – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI) mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga yang telah melakukan upaya pelestarian alam dengan kegiatan penanaman pohon pada rangkaian Festival Gunung Slamet (FGS) ke-3 2017. Pada acara yang digelar di Rest Area Lembah Asri (D’LAS) desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga dilakukan penanamana 35 ribu bibit pohon suren  (Toona Sureni Merr) yang ditanam di desa-desa wilayah Kecamatan Karangreja yang berada di kaki Gunung Slamet. Acara itu, kembali menambah raihan Rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

“Sebagai apresiasi kepada Purbalingga, kami akan bantu Purbalingga sebanyak 267 ribu bibit pohon. Yang hari ini kita tanam sebanyak 35 ribu bibit pohon Suren,” kata Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Hilman Nugroho, MP di Purbalingga, Jumat (22/9).

Dikatakan Hilman, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyediakan bibit-bibit pohon gratis untuk daerah kritis dimana tiap provinsi disiapkan 1 – 2 juta bibit pohon untuk masyarakat. Khusus untuk kabupaten Purbalingga disiapkan 267 ribu bibit pohon yang terdiri dari 35 bibit pohon Suren, 27.500 bibit buah-buahan, dan 100 ribu pohon pinus, jati, mahoni dan lainnya.

“Saya tidak ingin wilayah Purbalingga menjadi Dieng dan Garut kedua. Karenanya, saya minta di Purbalingga minimal dalam satu hektar ditanami 100 pohon tahunan. Konserasinya arus diperhatikan,” katanya.

Diungkapkan Hilman, di kabupaten Purbalingga terdapat 20 persen lahan kritis karena system budidaya yang kurang memperhatikan konservasi lahan. “Disini, di Purbaingga ada 20 persen lahan kritis pada daerah tanggap air, yakni sekitar 16 – 17 ribu hektar. Hati – hati karena ini berbahaya, jika terjadi hujan, akan menyebabkan erosi, terjadi sedimenasi pada sungai dan menyebabkan banjir,” jelasnya.

Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM menyambut baik bantuan dari pemerintah pusat dan berjanji akan terus menggalakan kegiatan penanaman pohon penghijauan seperti telah dilakukan pada berbagai program kegiatan masyarakat. Upaya pelestarian lingkungan hidup bahkan telah menjadi salah satu visi misi pemerintahan Tasdi – Tiwi.

“Meskipun daerah-daerah di lereng gunung Slamet ini kita kembangkan sebagai daerah wisata, namun setiap tahun melakukan pelestarian dengan menanam pohon. Termasuk pada FGS kali ini dimana kita menanam 35 ribu pohon suren,” katanya.

Sementara, Kepala Desa Serang, Sugito, SE mengaku sangat menyambut baik penghijauan tanaman ini. Pihaknya mengatakan, setelah dilakukan penanaman pohon suren di desa Serang siap untuk melakukan perwatan.

“Kebetulan tanaman Suren merupakan tanaman penghasil kayu yang berkualitas dan diminati warga Desa Serang. Daun tanaman Suren memang tidak disukai ternak, sehingga tanaman ini bisa tumbuh tanpa gangguan karena tidak ada yang memangkas daun untuk pakan ternak,” katanya.

Selain itu, dengan karakter pohon yang bisa tumbuh dalam ukuran besar dan cukup tinggi, pohon Suren bisa dimanfaatkan sebagai media pemecah angin. Sehingga akan membuat lingkungan di sekitar pohon tersebut aman dari gangguan angin yang cukup kencang.

Lokasi penanaman pohon penghijauan, lanjut Sugito, meliputi desa Serang, Kutabawa, Siwarak, Karangreja dan Tlahab Lor. (PI-4)