PURBALINGGA, DINKOMINFO – Para petani ternak di Desa Beji Kecamatan Bojongsari kini tak lagi memelihara ternaknya dikomplek rumah mereka, namun ternak sapi yang semuanya indukan itu kini dipelihara secara komunal di kandang sapi milik Kelompok Tani (Ternak) Ngudi Lestari. Kandang sapi yang dibangun menggunakan dana desa tahun 2016, diresmikan pemanfaatannya oleh Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM.

“Inisiatif dan semangat para peternak di desa Beji ini harus di back up oleh dinas (Dinas Pertanian-red). Dinas harus turun agar mereka tambah semangat dalam berperan memenuhi produktifitas ternak di Purbalingga,” kata Bupati Tasdi, saat meresmikan Kandang Sapi milik Kelompok Tani Ngudi Lestari Desa Beji, Jumat (26/5).

Bupati berharap, inisiatif peternak sapi desa Beji untuk mengumpulkan ternaknya dalam kandang satu komplek dapat menjadi percontohan pengembangan peternakan di kabupaten Purbalingga. Dia mengaku banyak potensi pakan ternak yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan peternakan komunal seperti yang ada di Desa Serang, Mipiran, Karangmoncol, Kedungjati dan lainnya.

“Kita harus meningkatkan produktifitas peternakan utamanya sapi untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Desa-desa yang punya potensi pakan ternak harus didorong agar peternakannya maju,” katanya.

Kalau daging sapi dapat diproduksi disini, lanjut Bupati, maka pemenuhan kebutuhan daging di Purbalingga akan terjaga sehingga tidak ada lagi lonjakan harga yang disebabkan karena kurangnya pasokan daging di pasaran. Kondisi demikian juga dapat menyokong upaya mengurangi inflasi di kabupaten Purbalingga.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Lestari Darsono menuturkan, pembangunan kandang sapi komunal telah selesai sekira 3 bulan lalu dan baru dapat diresmikan oleh Bupati dalam rangkaian kegiatan Gebrak Gotong Royong dan Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK serta Penutupan BBGRM kabupaten Purbalingga.

Pembangunan kandang sapi yang memanfaatkan dana desa tahun 2016, mampu menampung ternak sapi sebanyak 54 ekor yang merupakan sapi indukan wajib bunting atau Siwab milik 20 anggotanya. “Dulunya ternak ini dikelola masing-masing peternak di komplek rumahnya sendiri. Namun agar tercipta kerapihan dan kesehatan masyarakat, maka kelompok berinisiatif untuk mengumpulkan semua ternak dalam satu komplek kandang,” jelas Darsono. (Hr)