PURBALINGGA, HUMAS – Kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari bagi warga Desa/Kecamatan Kemangkon, kini mulai teratasi. Musim kemarau panjang biasanya menjadi puncak kesulitan air bersih sehingga warga terpaksa harus meminta droping air dari Pemkab. Kini melalui Program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), hampir separoh warga desa di tepi Sungai Serayu dan Klawing itu bisa menikmati air bersih.

Dari 1.204 kepala keluarga (KK) warga Desa Kemangkon, sebanyak 499 KK dapat terlayani air bersih hingga menjangkau rumah. Sementara ada 1.039 KK yang terlayani sanitasi melalui program Pamsimas.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga Ir Sigit Subroto, MT mengungkapkan, program Pamsimas di Desa Kemangkon menggunakan sumur gali dengan volume 3 x 3 x 7 meter atau volume 63 meter kubik. Air dari sumur gali itu kemudian dipompa ke menara dengan ketinggian 10 meter dan volume bak penampungan 3 x 3 x 2 meter atau 18 meter kubik.

“Dari menara tersebut, air didistribusikan kepada masyarakat menggunakan pipa dengan total panjang 3.482 meter. Dengan jaringan perpipaan yang telah dibangun itu, sebanyak 205 KK atau 1.025 jiwa penduduk telah tersedia akses untuk mendapatkan air bersih,” jelas Sigit Subroto disela-sela peresmian Program Pamsimas di Desa Kemangkon, Kecamatan Kemangkon, oleh Bupati Heru Sudjatmoko, Rabu (30/1) siang. Peresmian itu juga ditandai dengan gerakan cuci tangan massal siswa-siswi SD dan pengukuhan Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP SPAMS). Badan pengelola ini selanjutnya yang bertugas mengelola dan memelihara sarana terbangun program Pamsimas.

Sigit menjelaskan, dari target 205 KK yang memasang sambungan rumah, sebanyak 90 KK diantaranya sudah terpasang dan 30 KK sudah masuk daftar tunggu. Setiap sambungan rumah dikenakan biaya Rp 400 ribu, dan iuran bulanan sebesar Rp 1.000 per meter kubik serta biaya beban Rp 5.000,- . Harga ini ditetapkan oleh pengelola BP SPAMS.

Selain sambungan ke rumah, Program Pamsimas juga mendorong ketersediaan sarana sanitasi. Saat ini telah dibangun 2 unit jamban sekolah, dan 11 unit tempat cuci tangan sekolah. ”Lewat program Pamsimas pula, jumlah jamban terbangun di masyarakat sebanyak 260 unit atau penambahan akses masyarakat terhadap jamban sehat sebanyak 277 kepala keluarga,” jelas Sigit.

Sigit menambahkan, Program Pamsimas digulirkan sejak tahun 2008. Hingga tahun 2012 telah tersebar di 66 desa di seluruh Purbalingga yang terdiri 61 desa reguler dan lima desa replikasi. Dari 66 desa tersebut sebanyak 16 desa menerima kembali lanjutan dari Pamsimas reguler berupa Hibah Insentif Desa (HDI) karena dinilai memenuhi persyaratan kinerja baik selama pelaksanaan Pamsimas reguler. Khusus untuk tahun 2012 program ini dilaksanakan di 15 desa yang tersebar di 9 kecamatan. Total dana per desa Rp 275 juta yang berasal dari APBN Loan Bank Dunia Rp 192,5 juta (70 persen), APBD Kabupaten Rp 27,5 juta (10 persen), kontribusi masyarakat berupa in cash Rp 11 juta (4 persen), dan berujud tenaga/material Rp 44 juta (16 persen).

”Berdasar data 2008 – 2011, jumlah sarana fisik yang terbangun melalui Pamsimas sebanyak 6.683 unit sambungan rumah, 209 kran umum, 53 hidran umum, 656 tempat cuci tangan di sekolah dan 185 unit jamban sekolah,” tambah Sigit. (Humas/y/Hr)