museum-wayang-283x300Sebuah wahana baru kembali melengkapi industri pariwisata di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yakni Museum Wayang dan Artefak yang berlokasi di Desa Kutasari, Kecamatan Kutasari.

Pembangunan museum yang diresmikan oleh Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko, Minggu, menelan dana sebesar Rp351 juta yang bersumber dari APBD Perubahan 2009. Kendati pembangunan fisik telah selesai dan siap dioperasikan, saat ini masih dilakukan proses pengisian materi berupa koleksi wayang dan artefak ke dalam museum yang berukuran 24×12 meter ini.

“Museum itu akan mengoleksi sedikitnya 22 jenis wayang kulit dan 12 jenis wayang golek. Sedang artefak yang akan dipajang, meliputi benda-benda purbakala yang ditemukan di wilayah Kabupaten Purbalingga,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Purbalingga Setiyadi didampingi Kabid Fisik dan Prasarana Wilayah Siswanto.

Menurut dia, gagasan membangun museum wayang dan artefak tidak lepas dari penemuan benda-benda purbakala yang banyak bertebaran di wilayah sisi timur Gunung Slamet. Ia mengatakan, artefak tersebut banyak ditemukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai Klawing, Sungai Tuntung Gunung, Sungai Laban, dan Sungai Karang. Artefak-artefak ini, kata dia, merupakan peninggalan budaya zaman Megalitikum.

“Benda-benda purbakala itu kini disimpan di Balai Arkeologi Bandung dan sebagian disimpan oleh Prof Dr Harry Truman Simanjuntak,” katanya. Menurut dia, artefak yang tersimpan di Balai Arkeologi Bandung maupun yang disimpan oleh Harry Truman Simanjuntak itu, nantinya akan dipindah ke Museum Wayang dan Artefak Purbalingga.

Dalam hal ini, kata dia, Truman yang merupakan peneliti utama di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bersama tim peneliti Institut Teknologi Bandung menyarankan Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko melakukan konservasi peninggalan Megalitikum yang banyak ditemukan di Purbalingga.

 

Ia mengatakan, langkah-langkah konservasi itu dapat dilakukan dengan penelitian lebih lanjut dan hasilnya disosialisasikan kepada masyarakat. “Bupati juga diminta melindungi situs-situs yang telah teridentifikasi dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan itu bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kepentingan akademik, maupun memperkuat jati diri masyarakat akan daerahnya,” kata Setyadi.

Menurut dia, saran tersebut ditanggapi Bupati Purbalingga Triyono dengan menggagas pembangunan gedung museum yang berlokasi di kompleks Taman Reptil, tidak jauh dari Museum Uang dan Taman Iptek yang sudah lebih dulu berdiri.

Sementara itu, Bupati Purbalingga mengatakan, keberadaan Museum Wayang dan Artefak ini diharapkan dapat menambah pengetahuan budaya bagi masyarakat. “Selain itu dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Purbalingga,” katanya.

Source : Sumarwoto