PURBALINGGA – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Purbalingga menyelenggarakan Musyawarah Kerja dan Musyawarah Kabupaten Luar Biasa (Musker dan Muskablub) di OR Graha Adiguna Kompleks Pendopo Dipokusumo, Sabtu (20/7). Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM sekaligus memberikan sejumlah pengarahan.

“Besar harapan kami Musker dan Muskablub ini dapat berjalan baik dan lancar, mampu menghasilkan point-point putusan yang nanti akan membawa kemajuan yang lebih bagi PMI Kabupaten Purbalingga,” tuturnya.

Terkait hal itu, Bupati mengingatkan kembali bahwa Kabupaten Purbalingga memiliki tingkat kemiskinan tinggi, yakni 5 besar di Jateng. Disisi lain pada wilayah utara merupakan daerah rawan bencana khususnya tanah longsor, beberapa wilayah juga rawan kekeringan. Potensi kerawanan yang lain yakni dampak gunung meletus.

“Dari kerawanan itu tentu pemerintah harus hadir untuk membantu masyarakat dan PMI sebagai organisasi kemasyarakatan juga harus ikut partisipasi di dalamnya,” katanya.

Ia menyampaikan terimakasih kepada PMI atas partisipasinya yang menyentuh selama ini. Misalnya rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), bantuan sosial kemanusiaan kebencanaan, termasuk distribusi air bersih. Demikian pula kegiatan-kegiatan termasuk donor darah juga diharapkan mampu menjadikan PMI selalu mendapat tempat di hati rakyat.

“Ke depan kami harap kepengurusan semakin solid, relawan-relawan makin tanggap dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan selalu kesiapsiagaan bencana,” katanya.

Kegiatan kali ini juga akan menentukan ketua PMI Kabupaten Purbalingga periode 2019-2023. Siapapun yang terpilih, Bupati berharap bisa menjadi figure pimpinan yang bisa diterima, memiliki integritas dan jiwa sosial yang tinggi. Sebab PMI banyak kegiatan sukarela dan bukan profit oriented.

Sementara itu Plt Ketua PMI Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono MPPM melaporkan, tahun 2018 PMI telah melaksanakan berbagai kegiatan. Mulai dari pengembangan organisasi dan kelembagaan, PMI telah melakukan pembinaan karyawan baik markas, klinik maupun UDD, mlaksanakan updating relawan PMI baik PMR, KSR, TSR dan donor darah secara periodic serta berpartisipasi berbagai kegiatan reperti rakor, diklat, konferensi, Jumbara PMR Mula dan sebagainya.

Dalam hal pengembangan masyarakat, PMI melakukan kordinasi dan komunikasi dinas terkait penanganan kebencanaan, memberikan bantuan yang terdampak bencana. “Kami juga membantu pemerintah dalam rehab RTLH di 7 rumah warga masing-masing Rp 10 juta, dalam upaya pengurangan resiko bencana kekeringan dengan melakukan pemberian air bersih tahun 2018 lalu diberikan 248 tanki air, atau 1.243.000 liter untuk memenuhi air bersih bagi 19.748 KK di 12 kecamatan,” katanya

Dalam pengembangan sosial dan kesehatan, PMI tahun lalu telah melaksanakan Pelayanan Pertolongan Pertama di hari-hari besar nasional, agama, dan pertandingan olah raga. Selain itu juga menyediakan Pos PPP di daerah rawan kecelakaan pada musim mudik 2018 dan tempat tempat wisata.

“Program pelayanan donor darah, kami melakukan usaha pencarian dan pelestarian donor darah sukarela, melalui kerjasama dengan dinas, intansi atau kelompok-kelompok donor darah, penghargaan kepada pendonor darah, dan melakukan proses pengolahan darah yang baik dan aman,” katanya.Pada program diversifikasi sumber pendapatan, disamping dapat hibah, PMi juga mengadakan bulan dana PMI dan menjalin kemitraan kepada pihak swasta untuk mendaatkan CSR. Selain itu juga pengelolaan unit usaha PMI dengan meningkatkan sarpras pelayanan. Hanung merencanakan tahun ini klinik PMI bisa terakreditasi untuk menjamin kualitas dan akses pelayanan kepada masyarakat.(Gn/Humas)