PURBALINGGA, INFO – Arus globlalilasi dan zaman digital sudah menjadi bagian pada seluruh lapisan masyarakat. Pada era digital ini juga semua bergantung pada internet, mulai dari berdagang, menyampaikan informasi dan lain sebagainya. Termasuk produk yang ada di Purbalingga, sekarang sudah memanfaatkan internet untuk memasarkannya. Seperti yang disampaikan Vitrianti, Ketua pelaksana pada rangkaian acara Launching Muda Berprestasi Mata Garuda Jawa Tengah dalam workshop bersama pembatik  yang diadakan di Balai Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Minggu (18/3).

Mata Garuda merupakan ikatan alumni penerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Vitrianti mengatakan, batik di Purbalingga memiliki unggulan salah satunya yang diproduksi di Limbasari. Dia menambahkan, pengrajin batik di Purbalingga yang mencapai 407 yang tersebar di 5 Kecamatan yaitu Bobotsari, Bojongsari, Kalimanah, Kemangkon dan Karangmoncol dan memiliki khas pola warna yang ekspresif. Menurutnya, kekhasan batik Purbalingga harus dimaksimalkan pada sisi pemasaran melalui daring (online). Sehingga, batik Purbalingga akan lebih dikenal secara luas dan tidak hanya mampu menguasai pasar domestik Purbalingga.

“Zaman yang serba internet ini harus dimaksimalkan termasuk oleh para pengrajin batik. Batik juga harus modern. Tidak hanya modern dari segi motif maupun bentuk, tapi juga harus modern dari segi pemasaran,” katanya.

Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi atau yang akrab disapa Tiwi yang hadir dalam acara tersebut menuturkan, Purbalingga sedang menuju Kabupaten yang maju. Akan dibangunnya bandara diyakini Tiwi sebagai jalan masyarakat Purbalingga untuk meningkatkan  pendapatan dan perekonomian masyarakat serta menawarkan produk-produk unggulannya. Tiwi menjelaskan, 128 ribu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Purbalingga harus melek teknologi agar mampu bersaing di tingkat yang lebih tinggi.

“UMKM di Purbalingga jangan sampai ketinggalan zaman agar mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha dari luar daerah. Batik Gua Lawa nantinya tidak hanya batik tulis saja, tetapi juga ada batik cap sehingga harga lebih terjangkau oleh masyarakat. Saya mengucapkan terima kasih kepada Mata Garuda yang bersedia membimbing pengrajin batik ini agar bisa mengembangkan usahanya,” tegas Tiwi.

Tiwi berharap kepada komunitas Mata Garuda untuk memberikan influence yang positif bagi semua masyarakat khususnya masyarakat Purbalingga. Tiwi mengapresiasi komunitas tersebut mengingat penerima beasiswa LPDP bukanlah orang-orang sembarangan yang diharapkan bias menjadi lentera di tengah-tengah masyarakat.

“Saya salut dengan Mata Garuda. Di zaman sekarang biasanya kalau sudah sukses enggan berperan aktif di tengah masyarakat. Akan tetapi, orang-orang pilihan ini mau memikirkan kehidupan orang lain. Semoga virus positif senantiasa menyebar lewat gerakan-gerakan sosialnya,” pungkasnya. (PI-9)