DSC 0649PURBALINGGA  – Pemkab Purbalingga wajib terus melakukan pembinaan terhadap perkembangan produk kriya di kabupaten Purbalingga. Upaya itu harus terus dioptimalkan hingga masyarakat betul-betul menikmati peningkatan kesejahteraan.

Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo mengakui pembinaan yang dilakukan jajaranya masih biasa-biasa saja. Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) dan unsur  pembina lainnya harus melakukan kajian dan evaluasi terhadap hasil produk kriya yang berkembang di masyarakat. Kajian dan evaluasi itu nantinya menjadi masukan untuk pembuatan perencanaan selanjutnya.

“Inilah yang menjadi tantangan kita. Kita tidak akan puas dengan hasil yang sudah kita laksanakan sebelum masyarakat betul-betul menikmati kesejahteraan. Proses evaluasi harus dilakukan terus-menerus,” ujar Pj Bupati Budi Wibowo saat meninjau pameran Pesona Produk Kriya Dekranasda dalam rangkaian kegiatan Pesta Rakyat Jawa Tengah di komplek GOR Satria Purwokerto, Jumat (21/8).

Menurut Bupati, kajian dan pemantauan terhadap produk kriya akan terus dilakukan oleh jajarannya guna mengangkat potensi kerajinan di masyarakat menjadi lebih baik. Dia menuturkan, produk  handycraf Purbalingga dulu pernah bagus pemasarannya. Untuk mengangkat kembali, perlu dicari inovasi yang sesuai dengan keadaan sekarang.

“Kalau kendalanya di pemasaran, kita akan coba cari pasar baru. Mungkin produknya tidak kekinian, kita cari inovasi baru. Bisa dilakukan dengan lomba design produk tempurung kelapa misalnya. Yang bagus kemudian ditindaklanjuti oleh pengrajin,” jelasnya.

Masalah kemasan dan informasi produk juga menjadi perhatian Asisten Kesra Sekda Provinsi Jawa Tengah yang kini ditugasi oleh gubernur Ganjar Pranowo menjadi penjabat bupati Purbalingga hingga terpilih Bupati-Wakil Bupati definitive hasil pilkada serentak 9 Desember mendatang.

Menurut Budi, kemasan produk kriya perlu lebih ditingkatkan. Karena bentuk kemasan akan berpengaruh terhadap menarik tidaknya sebuah produk. Sekaligus akan meningkatkan nilai jual produk. Selain itu, informasi produk juga wajib ditampilkan dalam sebuah produk kerajinan. Misalnya melalui pamflet, stiker dan lainnya.

“Ini penting ditampilkan. Apalagi dalam sebuah pameran. Tujuannya memberi penjelasan kepada konsumen sehingga konsumen akan mudah tertarik. Saat mereka memilih untuk membeli, mereka akan memiliki sesuatu yang punya makna,” paparnya.

Dia juga berjanji akan mendorong tumbuhnya produk kerajinan kriya melalui sentuhan mesin modern. Menurutnya, dengan adanya mesinisasi akan diperoleh hasil produk dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik.

Dalam kegiatan Pesona Produk Kriya Dekranasda yang dibuka oleh Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Ny. Atikoh Ganjar Pranowo, kabupaten Purbalingga menampilkan sejumlah produk andalan. Seperti kerajinan batok kelapa Manggar Putra desa Toyareka kecamatan Kemangkon, kerajinan bamboo Jasmin Craft desa Klapasawit (Kalimanah), Hira Rajut Kalikajar (Kaligondang), Sepatu Wage’s Collection, Sapu Glagah Java Trading Penambongan, Batu akik dan sejumlah koleksi kerajinan batik Tirta Mas milik Yoga Prabowo.

“Produk batik Yoga Prabowo juga ikut serta dalam penilaian IKM Award Juli lalu. Motif batik yang dilombakan adalah Sekar Purbaya. Sayangnya belum berhasil mendapat kejuaraan,” jelas Kepala Bagian Perekonomian Setda Budi Susetyono.

Purbalingga juga ikut serta dalam even budaya yakni menjadi salah satu penampil Parade Seni pada Jumat malam (21/8), Festival Busana Tradisional Daerah, dan Dekranasda Carnival. Khusus untuk ajang Dekranasda Carnival yang akan digelar Sabtu sore (22/8), akan menampilkan 4 kostum dengan tema Misteri Sungai Klawing. (Hardiyanto)