pengibaran bendera merah putih2

Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si meminta kepada seluruh warga masyarakat untuk terus menjaga semangat kebersamaan, toleransi, kesetiakawanan, dan jiwa gotong royong dalam mengisi kemerdekaan. Sebagai generasi penerus, kita wajib selalu setia menjaga dan mengisi kemerdekaan, dengan karya nyata dan kerja keras, kerja cerdas mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, berdaya saing tinggi dan sejahtera, serta menjadi Negara dan Bangsa yang terhormat di mata dunia.

            “Sebagai warga Jawa Tengah yang menjadi bagian integral Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka, menjadi kewajiban kita pula untuk turut menjaga eksistensi NKRI agar tetap berdiri tegak dan semakin sejahtera,” tegas Bupati heru Sudjatmoko.

            Heru menegaskan hal tersebut saat membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi di alun-alun setempat, Sabtu (17/8) pagi.  Ikut hadir dalam upacara tersebut para Muspida, pejabat TNI/Polsi dan sipil, organisasi wanita dan para mantan pejuang.

            Menurut Heru, luasnya laut bukan sebagai pemisah, tetapi laut menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang tersebar di belasan ribu pulau dari Sabang sampai Merauke.   Suku, budaya, cara pandang bisa berbeda, tetapi itu bukan menjadi pembeda, melainkan justru sebagai potensi sumber daya dan kekuatan yang bisa disinergikan untuk membangun Negara Indonesia yang semakin maju, mandiri dan berdaya saing tinggi serta sejahtera.

            “Mari semangat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, kita jadikan tonggak sejarah dan semangat kita untuk terus bersatu padu, memantapkan kedaulatan Negara Indonesia, menjadi Negara yang bermartabat dengan berkepribadian Pancasila. Dan Jawa Tengah kita kokoh kuatkan sebagai Bentengnya Pancasila dan Basis Pembangunan Nusantara, harus terus bangkit dan cancut tali wanda menjadi kekuatan utama kemajuan Indonesia,” katanya.

            Heru juga mengingatkan, sesanti ‘Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh’, telah mengkristal menjadi kekuatan dalam perjuangan bersama mewujudkan Indonesia Merdeka.  “Kemerdekaan Indonesia yang kita kenyam dan nikmati hingga sekarang, bukanlah hadiah yang jatuh dari langit atau wehwehan dari negara lain, melainkan buah perjuangan keras para pejuang pendahulu kita dengan linangan air mata, genangan darah, serta pengorbanan jiwa raga dan harta benda yang tulus ikhlas dari para pejuang kita,” ujarnya.

            Usai upacara bendera, Pemkab setempat menggelar festival jajanan tradisional, pertunjukkan kuda lumping dan barongsai. Ratusan warga masyarakat tumpah ruah menyaksikan hiburan itu. Bahkan, festival kuliner sebelum dimulai, jajanan khas pasar itu sudah habis diserbu warga untuk dinikmatinya.

Pada Sabtu (17/8) sore dilakukan upacara penurunan bendera (aubade). Wakil bupati Drs Sukento Ridho Marhaendrianto, MM menjadi inspektur upacara penurunan bendara tersebut. Pada malam harinya, Pemkab menggelar acara resepsi di pendopo Dipokusumo. (Humas/y/Kmn/Hr).