PURBALINGGA, HUMAS – Peringatan hari jadi ke-182 kabupaten Purbalingga yang diawali dengan prosesi ziarah ke makam leluhur, diharapkan bukan hanya sekedar acara seremonial yang terhenti pada tataran moral. Namun hendaknya dilanjutkan dengan upaya pewarisan semangat dan nilai luhur para pendahulu.

Melalui peringatan hari jadi, sesungguhnya kita diingatkan oleh kesadaran sejarah bahwa proses penyelenggaraan pemerintahan di kabupaten Purbalingga telah dibangun dan ditegakan dalam kurun waktu 182 tahun. Para pendahuu kita rela berkorban jiwa raga bahkan harta dalam upaya mendirikan Kabupaten Purbalingga.

“Semangat dan nilai luhur inilah yang harus kita warisi dalam upaya membangun Purbalingga menjadi lebih baik,” kata Wakil Bupati Drs H Sukenro Ridho Marhaendrianto MM sesaat sebelum melaksanakan ziarah ke makam leluhur di komplek Makam Arsantaka Purbalingga Lor, Sabtu (15/12).

Ziarah diaksanakan di makam para bupati pendahulu yang berada di makam Arsantaka, makam Giri Cendana dan Giri Purna. Wabup Sukento didampingi ketua DPRD H Tasdi SH MM, ketua TP PKK Ny Sudarli Heru Sudjatmoko dan jajaran forum koordinasi pimpinan daerah. Bupati Heru Sudjatmoko tak terlihat ikut berziarah karena pada saat bersamaan harus menghadiri penyerahan DIPA Provinsi di Semarang.

Ketua Yayasan Arsakusuma Drs H Slamet Sudiro MM menuturkan, para putra wayah dan kerabat Arsantaka yang tergabung dalam yayasan Arsakusuma, selalu berupaya mendukung proses pembangunan Purbalingga. Tahun ini, pihaknya tergerak melakukan kegiatan bhakti sosial berupa operasi bibir sumbing dan pemeriksaan kesehatan gratis.

Kegiatan ini, lanjut Slamet, ditangani langsung oleh yayasan pembina penderita celah bibir dan langit-langit (YPPCBL) Bandung bersama tim dokter bedah mulut Rumah Sakit Hasan Sadikin -FKG UNPAD dan RSUD dr Goeteng Tarunadibrata. Pembiayaanya didukung CSR Bank Mandiri.

“Mereka juga putra wayah dan kerabat arsakusumo yang bergerak dibidang sosial sejak 1979. Namun lebih banyak beraktifitas di luar Jawa. Insyaalloh tahun ini kita mulai dii Purbalingga,” tandasnya.

Menurut catatan sejarah, mantan Bupati yang dimakamkan di komplek Arsantaka adalah para Bupati dari trah Arsakusuma. Ki Arsantaka merupakan cikal Bakal lahirnya Kabupaten Purbalingga sekaligus cikal bakal Bupati-Bupati di Purbalingga. “Tempat ini adalah peristirahatan terakhir Eyang Arsantaka dan puteranya yang ke-3 yakni Eyang Dipoyudo III Bupati pertama Purbalingga,” jelas Slamet Sudiro.

Slamet Sudiro merinci, mantan bupati lainnya yang dimakamkan di Makam Arsantaka adalah Dipokusumo I sebagai Bupati Purbalingga ke-2, dan RMT Broto Sudiro (Bupati ke-3).

Selain di Makam Arsantaka, ziarah juga dilaksanakan di Makam Giri Cendana Kajongan. Di tempat ini terdapat pesarean Bupati ke IV yakni Dipokusumo II, Bupati ke-5 (Dipokusumo III), Bupati ke-6 (Dipokusumo IV) dan Bupati ke-7 (Dipokusumo V). Dibagian lain, yakni makam Giri Purna terdapat makam Bupati ke-8 Dipokusumo VI dan Bupati ke-9 RMAA Sugondho.

“Ziarah dilanjutkan ke Makam mantan ketua DPRD yakni Letkol Purn. Karsono di Taman Makam Pahlawan Purbosaroyo, Saliman di pemakaman Kelurahan Wirasana Kecamatan Purbalingga dan Soemeri yang dimakamkan di Makam Cikalong Desa Jatisaba Purbalingga,” terang ketua seksi Tasyakur dan Ziarah Ngudiarto SH.

Ngudiarto menambahkan, tim lain juga melaksanakan ziarah ke makam mantan bupati Soekirman di Banjarnegara. (Humas/Hr)