PURBALINGGA – Memperingati hari lahir Raden Ajeng (RA) Kartini ke-137 pada Kamis (21/4) besok, sedikitnya 10.000 karyawati pabrik rambut di sejumlah pabrik akan mengenakan pakaian kebaya. Kegiatan ini sebagai upaya membangkitkan semangat Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Kegiatan ini rencananya juga akan dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

            Panitia penyelenggara, Drg Hanung Wikantono, MPPM mengatakan, karyawati yang memakai kebaya tetap melaksanakan tugasnya masing-masing. Rutinitas pekerjaan tetap jalan dan tanpa mengurangi produktivitasnya. “Sejumlah manajemen pabrik yang telah menyatakan karyawatinya memakai kebaya antara lain PT Royal Korindah, Indokores Sahabat, Hyup Sung, dan satu pabrik masih menunggu konfirmasi yakni PT Boyang Industrial,” kata Hanung yang dihubungi, Selasa (19/4) petang.

            Dikatakan Hanung, peringatan hari kartini yang melibatkan karyawai pabrik ini bukan untuk mencari sensasi. Peringatan ini untuk menanamkan semangat perjuangan RA Kartini yang kini mulai dilupakan kaum wanita. Peringatan hari Kartini pada tahun ini diharapkan meresap kepada seluruh kaum wanita di Purbalingga, termasuk para karyawati pabrik rambut yang memproduksi bulu mata palsu dan wig.

“Peringatan hari lahirnya Kartini ini sebagai bentuk penghormatan atas wujud perjuangan kaum perempuan, simbol persamaan gender, dan emansipasi wanita. Kartini ada sebagai pahlawan, bukan dengan tindakan kekerasan, tapi tetap radikal, demi memperjuangkan kebenaran yang dipercayainya,” ujar Hanung Wikantono yang juga kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Purbalingga.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah raga (Dinbudparpora) Drs Subeno, SE, M.Si menambahkan, selain kegiatan karyawati pabrik yang mengenakan pakaian kebaya, pada hari Rabu (20/4) ini juga akan diadakan Lomba Memasak Nasi Goreng antar Kepala SKPD dan Forkompinda di Pendapa Dipokusumo. Pesertanya 70 orang termasuk Bupati Purbalingga Tasdi.

Puncak acara akan dilangsungkan pada Kamis (21/4) berupa upacara peringatan di Alun Alun Purbalingga. Para peserta akan memakai pakaian nasional kain dan kebaya. Selain peserta upacara, para PNS pada hari tersebut juga mengenakan kain kebaya “Tujuannya bukan untuk fashion semata. Tetapi lebih pada upaya menghargai dan mengingat kembali betapa beratnya perjuangan perempuan di masa Raden Ajeng Kartini,” kata Subeno. (y)