PURBALINGGA – Roadshow Pemulihan Ekonomi diselenggarakan di Desa Pepedan, Kecamatan Karangmoncol. Roadshow ini menggelar berbagai produk unggulan dari setiap desa yang ada di Karangmoncol.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengenalkan sejumlah produk kepada masyarakat yang hadir, salah satunya Ikan Uceng (goreng) dari Pepedan. “Karangmoncol punya potensi kuliner : Uceng. Ini biasanya orang-orang dari Jakarta ke Karangmoncol ini mencari mencari kuliner ini,” kata Bupati Tiwi dalam acara Roadshow Pemulihan Ekonomi di Lapangan Desa Pepedan, Selasa (30/5/2023).
Disamping ikan Uceng, Karangmoncol juga memiliki industri batik di Desa Pekiringan. Selain itu juga industri/pengrajin sapu glagah dari Desa Sirau yang kaya akan bahan baku jenis sapu ini, serta komoditas Gula Kelapa dari Desa Tamansari.
“Salah satu potensi pertanian kita yang luar biasa yang juga sampai diekspor ke mancanegara, yaitu Gula Semut atau Gula Kelapa. Jadi ternyata komoditas Gula Kelapa ini ada juga di Tamansari,” katanya. Masih banyak produk dari Karangmoncol yang belum sempat disebut.
Bupati mengungkapkan diselenggarakannya Roadshow Pemulihan Ekonomi dari kecamatan ke kecamatan ini memiliki tujuan. Selain gelar produk unggulan antar desa, event ini juga guna mensosialisasi program-program Pemkab Purbalingga dalam rangka pemulihan ekonomi.
“Mulai dari subsidi bunga dan ada kredit mawar (bunga 0%) ini bisa jadi solusi bagi pelaku yang butuh modal. Ada juga bantuan stimulan sebesar Rp 10 – 30 juga bagi kelompok UMKM serta bantuan peralatan usaha bagi kelompok UMKM yang membutuhkan,” katanya.
Salah satu pelaku usaha kuliner Ikan Uceng dari Pepedan, Wulandari mengungkapkan potensi kuliner ikan uceng di Karangmoncol cukup bagus mengingat rasanya yang enak, dan bergizi.
“Harganya cukup mahal karena untuk mendapatkan ikan ini harus pakai perangkap atau bubu. Untuk mentahan saja per kilo ikan ini mencapai Rp 200 ribu, kalau sudah matang mencapai Rp 600 ribu per kilo, itu harga normal, kalau lebaran bisa dua kali lipat,” katanya.
Untuk diketahui, Ikan Uceng ini merupakan ikan kecil liar yang hanya bisa didapatkan di sungai-sungai setempat. Ikan ini belum mendapat perhatian agar dapat dibudidayakan. Sehingga tidak setiap hari bisa didapatkan ikan ini, hanya 2 atau 3 hari sekali, bahkan tidak ditemukan saat musim hujan.
“Ikan ini banyak peminatnya, rata-rata dari kalangan atas,” ungkapnya.(Gn/Prokopim)