PURBALINGGA- Kabupaten Purbalingga  di tahun 2018 mendapat target pengembangan kedelai seluas 10.000 hektar dan sampai dengan bulan September 2018 telah tertanam seluas 8.350 hektar (83.50%) dengan luas panen kedelai dari bulan Januari sampai September 2018 adalah 5.743,5 hektar.

“Luasan tersebut menghasilkan produksi kedelai 8.591,5 ton biji kering dengan provitas rata-rata 1,5 ton per hektar,” kata Kepala Dinas Pertanian Kab. Purbalingga Ir.Lily Purwati saat hari temu lapang panen kedelai kegiatan perluasan areal tanam baru kedelai 10.000 hektar di Kabupaten Purbalingga tahun 2018, yang dipusatkan di Desa Kedungbenda Kec. Kemangkon, Selasa (16/10).

Saat ini, lanjut Lily, harga kedelai putih Rp. 7.500 dan kedelai lokal di pasaran Rp.12.000 sedangkan harga kedelai lokal di tingkat petani Rp. 8.000.- Apabila produktifitas capai 2ton per hektar maka penerimaan petani sekitar Rp. 4,7 juta  per hektar untuk jangka waktu 80 hari.

“Kedelai mempunyai umur 70 – 80 hari dan sangat cocok ditanam setelah tanam padi dan para petani diharapkan menerapkan pola tanam padi palawija padi atau padi palawija palawija, jangan sampai hanya padi padi bero,” terangnya.

Menurut Lily, Kabupaten Purbalingga berpotensi mencapai target pengembangan kedelai 10.000 hektar karena dari pemetaan DPU PR, tercatat telah ada 7.000 hektar tegalan. Gerakan tanam kedelai 10.000 hektar terdapat di 18 Kecamatan, 274 desa dan 640 kelompok tani.

“Terluas ada di Kecamatan Kemangkon sejumlah 1.162 hektar, Kejobong 780 hektar dan Pengadegan 770 hektar. Secara khusus saya sampaikan terimakasih kepada petani di Kedungbenda yang sudah tekun bertahun-tahun menanam kedelai dan menjadi yang terluas sebelum tahun 2018,” kata Lily. (t/ humas)