Siapa bilang makan enak harus mahal? Kini ada rumah makan yang menyediakan aneka masakan dari ikan yang lezat tapi tetap terjangkau di kantong. Harga sederhana, seperti filosofi tokoh Daploen.

Kalau pergi ke Sanggaluri Park atau Taman Reptil dari arah Purbalingga kota, di sisi kanan jalan sebelum pertigaan menuju obyek wisata itu, Anda akan menyaksikan rumah makan di atas kolam-kolam ikan. Itulah Rumah Makan “Daploen”.

“Ide awal membuat rumah makan ini sebenarnya hanya untuk memanfaatkan kolam-kolam ikan milik keluarga yang selama ini tidak terlalu terurus,” ujar Purbo Handoko (47) yang sempat bingung mengurus kolam-kolam ikan seluas 8000 meter persegi itu.

Selain memang hobi masak, Purbo memang sudah lama ingin hidup di desa mengurus kolam atau tanah pertanian. Dia bahkan rela melepaskan profesi PNS di Direktorat Kekayaan Negara Kementerian Keuangan yang dilakoninya sejak tahun 1993. Setelah resign di tahun 2009, Purbo belum punya ide mau dijadikan apa kolam itu.

“Realisasi membuat rumah makan baru di tahun 2013. Saya beri nama Daploen ya asal saja. Daploen itu kan berarti sekarepe dewek, dablongan tapi juga sekaligus sederhana,” jelasnya.

Sederhana ini termasuk dalam penentuan harga. Meski menu yang disajikan terdengar mahal, ternyata cukup ringan di kantong. Sebagai contoh, berbagai jenis olahan gurame. Ada gurame goreng kering, sop, gurame saus teriyaki, saus tomat cabe, gurame santan, gurame bakar, gurame pepes kering, gurame pepes goreng dan gurame tim. Berbagai jenis masakan ini rata-rata hanya Rp 7.000 – Rp 8.500 per ons. Sedang gurame yang dimasak fish chip dan masak barbaque seharga Rp 20 ribu per porsi.

“Kalau olahan Nila, Tawes, Bawal, Graskap dan Patin, jauh lebih murah lagi. Prinsipnya, kami menjual dengan harga sederhana. Jika dirasa harga murah, berarti brayan urip brayan seneng,” ungkapnya tenang.

Harga boleh sederhana, tapi masakan harus tetap kaya rasa. Tidak tanggung-tanggung, untuk menu-menu tertentu, Purbo sengaja impor bumbu dari luar negeri. Tentu tanpa meninggalkan cita rasa tradisional khas nusantara.

“Untuk memastikan rasa tetap terjaga, saya seringkali turun masak sendiri. Saya juga tetap memantau dari A sampai Z. Ini demi kepuasan konsumen,” ujar laki-laki yang memandang hidup selalu dengan kacamata kesederhanaan. Meski memantau segala sesuatunya, bukan berarti Purbo rewel pada karyawannya. Sebaliknya, dia selalu mengajak para karyawannya urip bebrayan atau suka duka ditanggung bersama.

Upaya-upaya yang dilakukan Purbo memang membuahkan hasil. Masakannya dipuji oleh konsumen yang datang menikmati olahan ikan disana. Salah satunya Susilo, seorang warga Purwokerto yang sempat mentraktir para tamunya di rumah makan itu.

“Waktu makan guramenya tadi, kok enak. Saya sudah terpikir, wah ini pasti mahal. Maklum tadi nggak sempat lihat harga di daftar menu. Pas giliran bayar, ternyata murah. Jujur saya kaget. Karena kalau saya makan menu sejenis ini di Purwokerto pasti habisnya banyak,” jelasnya.

Pengunjung lain, Nasrulloh (39) dari Cilacap yang sengaja pesiar ke Sanggaluri Park bersama keluarga dan mampir ke rumah makan Daploen, mengaku menyukai semua menu yang dia pesan.

“Saya tadi pesan Nila Teriyaki, rasanya enak, mantap. Berbeda dengan yang olahan nila yang biasa saya makan,” serunya.

Semakin lengkap ya daftar rumah makan yang bisa dituju. Selamat menjajal kelezatan masakan ikan di Daploen, suasana pemancingan yang nyaman dan tentu saja, harga yang bersahabat! (*)