PURBALINGGA – Sejumlah potensi lokal di kabupaten Purbalingga bakal menjadi sasaran penelitian lapangan oleh peserta Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) ke 17 tahun 2018. Peserta PIRN yang berjumlah 599 siswa SMP – SMA dan guru dari berbagai daerah se-Indonesia akan disebar di 7 titik lokasi penelitian.

“Lokasi penelitian terdiri dari berbagai macam potensi yang dimiliki Purbalingga, tidak hanya dalam bidang handycraf dan UMKM saja namun juga di bidang perikanan, perkebunan dan pariwisata,” kata Ketua Panitia PIRN 17 Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setyadi, SH, MH usai pembukaan PIRN di Pendapa Dipokusumo, Senin (9/7).

7 lokasi yang disiapkan Purbalingga, lanjut Tri Gunawan yang juga Asisten Administrasi Umum Sekda, meliputi sentra industri kerajinan batok kelapa Kelurahan Purbalingga Wetan, Industri makanan dan sentra budi daya perikanan di Kelurahan Kembaran Kulon, serta sentra industri rambut palsu di desa Karangbanjar, Bojongsari.

Selain itu, juga di Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari sebagai sentra industri rumah tangga batik dan penelitian daerah aliran sungai (DAS), Desa Serang sebagai sentra agrowisata dan perkebunan stroberi, kemudian Desa Patenmon untuk penelitian industri kerajinan knalpot dan Desa Muntang Kecamatan Kemangkon sebagi lokasi penelitian limbah pustaka.

“Harapannya, kegiatan PIRN mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa dan guru di Purbalingga dalam bidang penelitian yang akan bermanfaat bagi kemajuan kabupaten Purbalingga. Selain itu sebagai ajang promosi pariwisata di kabupaten Purbalingga yang sudah semakin maju,” jelasnya.

Senada, Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon juga mengaku kegiatan PIRN menjadi ajang yang efektif dalam rangka melakukan pembinaan kopetensi kepada para remaja khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Diakui Tiwi, di Purbalingga banyak potensi yang masih minim sentuhan teknologi.

“Adanya PIRN di Purbalingga, dapat mendorong potensi-potensi yang dimiliki mampu didayagunakan lebih baik lagi sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bagi pemda dapat meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat,” katanya.

Tiwi menegaskan, setelah PIRN dan workshop dengan LIPI akan ditindaklanjuti dengan kerjasama untuk sejumlah potensi yang ada. Tiwi mencontohkan, karena Purbalingga menjamur kegiatan ekonomi berbasis UMKM maka bukan tidak mungkin dari LIPI dapat membantu terkait teknologi proses dan pengemasanya sehingga produk UMKM Purbalingga dapat lebih meningkat nilai ekonominya.

“Nanti kita usahakan bagaimana produk kuliner Purbalingga dapat diawetkan dan menjadi kuliner yang dapat di bawa pulang menjadi oleh-oleh wisatawan luar daerah. Termasuk potensi gula kristal yang akan terus ditingkatkan teknologinya,” jelasnya.

Pada PIRN 17 di Purbalingga ini, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Laksana Tri Handoko siap bekerjasama dengan kabupaten Purbalingga untuk memberikan solusi berbasis iptek bagi permasalahan lokal yang ada di kabupaten Purbalingga.  (Hr/Humas)