jumat agung

PURBALINGGA,HUMAS – Aparat kepolisian mengamankan perayaan kebaktian Jum’at Agung di sejumlah gereja di Purbalingga (Jateng), Jum’at (6/4/2012). Mereka berjaga-jaga di sejumlah gereja yang berada di jalan Jenderal Soedriman seperti Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Katholik, dan Gereja Kristen Jawa (GKJ). Perayaan Jum’at Agung berlangsung aman, damai dan lancar.

Kebaktian Jum’at Agung di GKJ Purbalingga dilayani Pendeta Daniel Agus Haryanto, S.Th., M.Min dari GKJ Purwokerto. Kebaktian yang diikuti sekitar 2.000 jemaat mengambil tema ‘Berjumpa dengan Yesus yang Tersalib’. Kebaktian diawali dengan memuji Kidung Jemaat 183 ‘Menjulang Nyata Atas Bukit Kala’. Setelah pendeta menyampaikan votum dan salam, jemaat diajak untuk memuji kembali dari Kidung Jemaat 169 ‘Memandang Salib Rajaku’. Sebelumnya pendeta Daniel menyampaikan pesan bahwa, hari ini kita berhimpun disini bukan karena kemauan kita

“Tuhan sendirilah yang mengundang kita, agar kita sejenak meninggalkan rutinitas kehidupan kita untuk menghayati karya kasih Tuhan kita Yesus Kristus yang pada hari ini kita peringati wafatnya. Marilah kita dalam keheningan mengenang peristiwa penyaliban Tuhan kita Yesus Kristus dengan memandang salib,” ucap pendeta Daniel.

Setelah memujikan berbagai kidung jemaat lainnya, kotbah Jum’at Agung diawali dengan pembacaan kitab suci. Bacaan pertama Yesaya 52:13-53:12, Mazmur Tanggapan :  Mazmur 22, bacaan kedua : Ibrani 19: 16-25, dan bacaan Injil : Yohanes 18:1-19:42.

Pendeta Daniel mengungkapkan, penderitaan adalah realitas kehidupan manusia, siapapun juga orang yang masih hidup di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, entah kadarnya kecil ataupun besar. Tentu tidak ada seorangpun yang ingin mengalami kesulitan atau penderitaan itu.

“Terkadang orang bersikap egois, maunya yang enak dan diperoleh secara singkat. Orang juga inginnya meminta yang banyak. Sejatinya, jika ada orang Kristen bersikap egois, itu termasuk sikap yang keliru. Menjadi orang Kristen harus mau bertanggungjawab. Jangan hidup sak kepenake dhewe, maka akan sengsara. Jika ini dilakukan, maka percuma menjadi orang Kristen,” ucap pendeta Daniel.

Menurut Daniel, jangan hanya karena uang, orang mau berkhianat. Banyak orang yang menghindar karena menghadapi persoalan. Tetapi jika menjadi orang Kristen, harus tetaplah bertanggungjawab. ”Penderitaan yang telah dialami Yesus Kristus adalah untuk kita semua. Kalau kita mau menerima kemuliaannya, maka kita mau menerima pula penderitaannya. Jangan menghindar karena penderitaan, tetapi hadapilah penderitaan bersama Yesus Kristus,” kata daniel.

Daniel mengungkapkan, janganlah sampai penderitaan menguasai kita. Tetapi taklukanlah penderitaan, seperti yang diajarkan oleh Yesus. ”Hadapilah penderitaan ataupun kesulitan dan tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus. Mari kita pakai mulut kita, hidup kita untuk kebenaran, supaya kita layak menerima Yesus. Setiap yang mengalami penderitaan, maka akan menerima kemuliaan dari Yesus,” ucap Daniel.

Sebagaimana tema ’Berjumpa dengan Yesus yang Tersalib’, lanjut Pendeta Daniel, jika kita sedang dan yang masih akan mengalami berbagai macam penderitaan di dunia ini hendaklah untuk memandang Kepada Yesus yang tersalib. Yesus yang tersalib adalah Yesus yang mau menderita dan mati bukan karena kesalahannya sendiri. Kematian-Nya adalah korban yang sempurna untuk memberikan kehidupan bagi kita yang seharusnya binasa karena murka Allah. ”Karena itu, di tengah-tengah penderitaan di dunia ini, kita terus memandang pada kehidupan yang dipancarkan dari atas salib itu. Janganlah kita gentar, janganlah kita kecewa kepada Tuhan. Marilah kita meneladani pada Kristus yang mau dan rela mengalami penderitaan di dunia ini, untuk dipakai sebagai kemuliaanNya di sorga,” pungkas Pendeta Daniel. (Humas/y)