PURBALINGGA- Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali tegaskan komitmennya untuk membuka kampus di Kabupaten Purbalingga. Wacana tersebut diungkapkan Wakil Rektor IV UMP DR. Jebul Suroso, M.Kes. saat menerima kembali sejumlah 197 mahasiswa KKN pengentasan kemiskinan dan KKN reguler UMP dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Purbalingga Tri Gunawan Setyadi, SH. M.H. di pendopo Kecamatan Bukateja.

“Kami berencana membuka kampus UMP di beberapa Kabupaten yang berhimpit langsung, dan Purbalingga termasuk diantaranya sehingga ketika melaksanakan pembelajaran di Purbalingga maka itu tidak disebut sebagai kelas khusus atau kelas jauh,” katanya, Rabu (06/02).

Selain Purbalingga, DR. J. Suroso lanjutkan, UMP juga berencana membuka kampus di Kab. Banjarnegara, Tegal, Pemalang, Cilacap, kebumen dan Brebes. Dirinya tegaskan itu bukan termasuk karena secara hukum diakui oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ijazahnyapun sah dan memiliki civil effect yang sesuai. J. Suroso sampaikan juga jika Pemkab Purbalingga berkenan, ada beberapa prodi yang bisa dikerjasamakan khususnya bagi para pejabat penyelenggara pemerintahan mulai dari tingkat Desa, Kecamatan dan instansi lainnya yang akan upgrade pendidikan.

“Kami akan gunakan klas pegawai, ada Fakultas Hukum, Ekonomi Bisnis dan Psikologi serta memungkinkan fakultas lainnya yang berjumlah 11 (sebelas). Ketiga program pendidikan (prodi) tersebut dapat dikerjasamakan dalam program afirmasi, hal itu sebagai wujud terimakasih UMP atas kerjasama baik yang telah terjalin selama ini, mudah-mudahan akan diterima dan segera didiskusikan dengan menggunakan berbagai macam skema,” kata J. Suroso.

Saat menerima kembali mahasiswa KKN, J. Suroso sampaikan permohonan maaf apabila selama KKN, mahasiswa UMP lakukan hal-hal yang tidak berkenan, namun dirinya juga mengapresiasi setelah meninjau langsung hasil karya mahasiswa dalam expo yang digelar di halaman Kecamatan Bukateja. Menurutnya, hal itu adalah karya yang inovatif dan untuk terus ditingkatkan karena mampu membrending sebuah produk yang awalnya biasa namun menjadsi menarik setelah dikemas bagus dan diberi label.

Untuk menjamin keberlanjutan dari produk yang sudah dibuat, sehingga bermanfaat bagi masyarakat sebagai upaya terus membrending produknya, memasarkan sampai level yang lebih luas, J. Suroso  menyampaikan bahwa dari UMP akan membuat semacam sentra produksi untuk memfasilitasi para perajin produk lokal, hasil binaan KKN sehingga nantinya akan membuka jalan bagi masyarakat yang membutuhkan jalur untuk pengurusan ijin produk , brending ulang, dan marketing yang lebih luas.

“KKN tidak selesai hanya sampai disini, nantinya UMP melalui Ketua LPPM akan miliki unit tersendiri atau digabungkan dengan unit lain sehingga memungkinkan adanya jalur ketika masyarakat ingin melanjutkan agar produk-produk yg sudah di inisiasi para mahasiswa dapat terus dipasarkan semakin luas,” katanya.

UMP secara resmi menerima kembali 197 (seratus Sembilan puluh tujuh) mahasiswa pulang kembali untuk melanjutkan proses pembelajaran di kampus sampai dengan wisuda. J. Suroso  berharap para mahasiswa yang telah menyelesaikan pengabdiannya menjadikan KKN sebagai bekal untuk bekerja mandiri dan tidak menjadi beban bagi bangsa namun justru menginisiasi dan mengentaskan bangsa menjadi semakin maju. (t/ humpro 2019)