PURBALIGGA- Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi ( Mba Tiwi) mendukung pendidikan politik bagi perempuan yang dilaksanakan oleh Koalisi Perempuan Indonesia (KPI). Karena pendidikan poltik bagi perempuan agar mereka menjadi paham akan haknya dan kewajibannya. Harapanya bisa menggugah kesadaran untuk bangkit terkait dengan kasus-kasus kekerasan yang sering menimpa perempuan.

“Kasus kekerasan di Purbalingga dimulai tahun 2015 sampai 2016 mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada Tahun 2015 sebanyak 16 kasus, pada tahun 2016 naik 2 kali lipat yakni ada 54 kasus kekerasan. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan,” kata Mba Tiwi saat seminar KPI Cabang Purbalingga di Aula Kecamatan Bukateja, Minggu (8/1).

Mba Tiwi juga menekankan kasus yang terdata kemungkinan bisa lebih banyak. Kasus kekerasan ibarat fenomena gunung es, data yang ada tidak mencerminkan keadaan yang seberanya, karena kesadaran untuk melaporkan sangat minim sekali. Masih banyak perempuan yang merasa malu untuk melaporkan kekerasan yang menimpa dirinya.

“Masih ada beberapa orang yang berpikir bahwa kasus kekerasan merupakan aib keluarga, sehingga perlu di tutupi dari orang lain,” kata nya

Wakil Bupati berharap setelah seminar bisa memperoleh hasil dan ada upaya-upaya strategis untuk menanggulangi dan meminimalisir kasus-kasus kekerasan di Purbalingga. Untuk memeranginya perlu dukungan oleh semua elemen masyarakat, yakni dari keluarga, desa, kecamatan sampai kabupaten.

“Untuk itu pemerintah perlu dukungan dari KPI dan organisasi perempuan lainnya untuk meminimalisir kekerasan sekaligus bisa menjadi motor untuk meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan,” katanya

Sedangkan Sekretaris Koalisi Perempuan Indonesia, Dyah Kartika Sari mengatakan KPI siap diajak kerjasaman dalam melaksanakan program-program terkait dengan program pemberdayaan perempuan. Dan KPI juga siap untuk menjadi pendata terkait kasus-kekerasan, penelantaran anak sehingga bisa membantu pemerintah dalam memperoleh datanya.

“Kami juga minta restu dan diberi ruang yang berbeda dengan ormas perempuan lain, karena KPI sebagai ormas juga membawa gerakan yang positif serta advokasi kepada masyarakat,” pungkasnya (Spt)