PURBALINGGA INFO, Pemerintah Kabupaten Purbalingga, dalam hal ini diwakili Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi kembali menjajaki kerjasama dengan Universites Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Penjajakan tersebut guna memuluskan program one village one doctor yang akan digagas tahun 2018 ini.

Dyah Hayuning Pratiwi atau sering dipanggil Tiwi mengatakan sekarang ini di Purbalingga masih kekurangan dokter di tiap-tiap kecamatan. Dari data yang ada saat ini ada 116 dokter baik umum maupun spesialis dan hanya 12 dokter yang asli dari Purbalingga. Kalau dilihat dari jumlah penduduk Purbalingga sekitar 907 ribu, maka di Purbalingga masih kekurangan tenaga dokter.

“ Jika 1 dokter mengampu 3 ribu penduduk maka dibutuhkan 302 dokter sehingga masih kekurangan sekitar 186 dokter,” tambahnya saat audensi di Ruang rektorat Unsoed Purwokerto, Selasa (14/3).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Purbalingga Tahun 2015, terdapat prosentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dalam satu bulan sebesar 35,93 persen. Angka Kesakitan dalam satu bulan terakhir 19,26 persen.

Kemudian, prosentase pendudukan yang mengalami keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir dan mengobati sendiri sebesar 62,75 persen, yeng berobat jalan sebesar 62,75 persen. Prosentase balita 0-4 tahun yang diberi ASI tanpa makanan tambahan selama 4 bulan sebesar 55,01 persen. Pemberian ASI ekskulusif untuk balita kurang 2 tahun sebesar 30,02 persen.

Balita 1-4 tahun yang mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 78,19 persen, prosentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum bersih 66,96 persen. Akses terhadap air minum layak sebesar 67,82 persem, serta rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak sebesar 63,77 persen.

Wabup Tiwi menambahkan program tersebut nantinya akan bisa mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di Purbalingga. Program ini nantinya untuk anak-anak yang berprestasi dari keluarga tidak mampu yang mempunyai minat menjadi dokter dan setelah lulus akan megabdikan dirinya untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Lingkungan tempat tinggalnya.

Sedangkan Rektor Unsoed, Achmad Iqbal menyambut baik program yang ditawarkan oleh Pemkab Purbalingga, namun demikian mekanisme penerimaan mahasiswa harus sesuai dengan ketentuan yang ada, yakni melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan seleksi Mandiri.

“ Selama ini tiap tahunnya untuk Fakultas kedokteran hanya menerima 120 mahasiswa, yang terdiri dari 30 persen dari jalur SNMPTN, 50 persen dari SBMPTN dan 20 persen dari seleksi Mandiri,” katanya.

Achmad Iqbal mengakui beberapa kerjasama telah dilakukan dengan beberapa instansi seperti kementrian keuangan, kementrian kesehatan serta beberapa pemerintah daerah lainnya. Namun untuk kerjasama terkait dengan program kedokteran baru dijajaki dengan Pemkab Purbalingga. Mudah-mudahan kerjasama tersebut bisa realisasikan dengan aturan yang ada.

“ Banyak Pemkab yang menawarkan tanahnya untuk dibangunkan satu fakultas di wilayahnya, seperti hibah Pemkab Purbalingga untuk Fakultas Sains dan Teknik, namun kami belum merealisasinya,” katanya. (PI-2)