PURBALINGGA – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Drs M Umar Fauzi MKes menyampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya indikasi akan terjadi fenomena La Nina dengan intensitas moderat. Hal itu berakibat terjadinya pergerakan massa udara basah di atasnya menuju ke kepulauan Indonesia yang memicu peningkatan curah hujan di wilayah Kabupaten Purbalingga.

“Hal ini berkembang terus hingga mencapai intensitas sedang hingga Februari 2022. Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina tahun 2020 lalu menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan di pulau Jawa antara 20% sampai 70% dari kondisi normalnya,” lanjut Umar melaporkan dalam Apel Gelar Pasukan Dalam rangka Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tahun 2021, Selasa (2/11) di Alun-alun Purbalingga.

Oleh karenanya diperlukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan akan terjadinya bencana. Terutama pada lokasi yang mempunyai kerentanan, baik longsor maupun banjir, salah satunya melalui kegiatan Apel Gelar Pasukan ini.

Beberapa unsur yang terlibat dalam kesiapsiagaan ini diantaranya TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, Dinhub, Dinkes, DPUPR, PMI, Dinsosdalduk KBPPPA, Baznas, PLN, KPH Wilayah Banyumas Timur, SAR Purbalingga, MDMC, Banser, Purbalingga Reaksi Cepat, Tagana, Kwarcab Pramuka Purbalingga, Rapi, Destana, Mastana, Karang Taruna, Senkom dan Orari. Setelah apel ini, masing-masing secara on-call siap menurunkan personil dan peralatan penanggulangan bencana yang dimiliki.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan untuk menanggulangi bencana tidak cukup dengan unsur yang disebutkan di atas. Butuh sengkuyung pemerintah desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas bersama masyarakat menyediakan posko bencana. “Khususnya di titik-titik yang mempunyai potensi bencana atau yang setiap tahun rutin terjadi bencana,” katanya.

Bupati juga menginformasikan Purbalingga salah satu kabupaten yang rawan bencana, karena memiliki dataran tinggi, pegunungan dan dialiri oleh beberapa aliran sungai besar. Bahkan di minggu ke-3 Oktober telah terjadi beberapa bencana. Diantaranya banjir Sungai Lareng membawa material batu besar berakibat ruas jalan Kramat – Sirau terganggu; banjir Sungai Karang menyebabkan talud oprit jembatan Grantung – Pekiringan ambruk dan jalan terputus; banjir Sungai Muli merusak talud dan menyapu 3 lapak pedagang pasar Desa Tunjungmuli, Karangmoncol.

“Dengan curah hujan yang mulai tinggi mari kita jaga diri bersama-sama dan lakukan beberapa upaya antisipasi bencana, seperti : tidak buang sampah sembarangan, menggencarkan penghijauan penanaman pohon. Jadi yang kita antisipasi tidak hanya masalah Covid-19 akan tetapi masalah kebencanaan juga penting,” ungkapnya.(Gn/Humas)