PURBALINGGA – Dosa manusia dengan Allah Subhanahuwataala akan terampuni sepanjang telah bertaubat, namun Allah belum mengampuni dosa antar sesama manusia sepanjang ia belum meminta maaf. Hal itu disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PC NU) Purbalingga KH Ahmad Muhdzir SAg MM dalam acara pengajian rutin tiap Jumat Pagi Ramadhan di Pendopo Dipokusumo, Jumat  (24/5).

“Dosa dengan sesama manusia, belum Allah ampuni kalau belum memberi maaf, sangat berbahaya. Mencaci seseorang kalau yang dicaci belum terima maka diakhirat akan ditagih dan dosa yang dicaci akan ditimpakan ke orang yang mencaci,” katanya.

Dewasa ini caci mencaci sering terjadi terutama di media sosial. Jangan sampai, hanya karena beda pilihan, beda politik, kita tidak dapat apa apa di akhirat.

Demikian perkara harta, jika memakan harta orang lain, sengaja tidak membayar hutang. Maka di akhirat akan mendapatkan hal yang sama, yakni dosa orang yang memberi hutang akan ditimpakan kepada orang yang berhutang.

“Begitu juga bagi para pejabat, ketika ada hak rakyat atau hak pegawai yang tidak ditunaikan maka di akhirat akan ditagih. Mereka yang korupsi dan memakan uang hak rakyat, maka juga di akhirat akan ditagih,” katanya.

Disamping maaf memaafkan dosa antar sesama manusia, KH Ahmad Muhdzir juga mengajak untuk melazimkan bertaubat terutama untuk dosa-dosa kita kepada Allah Subhanahuwataala. Hal ini juga saat ini bertepatan dengan 10 hari ke dua dalam Ramadhan , dimana ini adalah fase maghfiroh.

Ada berbagai cara untuk menggapai maghfiroh, pertama dengan menyesali dosa, jangan sampai menggampangkan, meremehkan atas dosa yang dilakukan adalah perbuatan sombong. “Kedua, buktikan penyesalan perbuatan dosa ini dengan memohon ampun kepada Allah perbanyak istighfar,” katanya.

Istighfar bisa diucapkan saat dzikir setelah sholat, syukur diucapkan setelah khilaf melakukan perbuatan dosa. Istighfar ini memiliki banyak keutamaan sesuai QS Nuh, dimana ketika kita sering istighfar tidak hanya diampuni, tapi juga akan dikirim dari langit hujan yang lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai. “Istighfar selalu beriringan dengan rahmat,” katanya.(Gn/Humas)