PURBALINGGA INFO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga gelar rapat koordinasi (Rakor) berkaitan dengan kondisi aktivitas Gunung Slamet. Rakor ini dilakukan mendasari surat Kepala Badan Geologi Bandung Nomor : 458.Lap/GL.03/BGV/2023 tertanggal 19 Oktober 2023 dan Surat dari Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Nomor :360/1046 tanggal 19 Oktober 2023 tentang Penyampaian Peningkatan Tingkat Aktivitas Gunung Slamet dari Level I ( Normal) ke Level II (Waspada). Hal tersebut disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga saat memimpin Rakor di ruang kerjanya, Selasa (24/10/23) pagi.

Gelar rakor tersebut dihadiri oleh perwakilan Dinporapar Purbalingga, Dinkominfo Purbalingga, Camat dari 5 wilayah yang berdekatan dengan area kaki Gunung Slamet yakni Kecamatan Karangreja, Bobotsari, Mrebet, Bojongsari, Kutasari dan hadir juga Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Purbalingga.

Priyo menyampaikan berdasarkan dari hasil visual peralatan seismograf yang ada di pusat pemantauan, dari tanggal 13 Oktober 2023 aktivitas Gunung Slamet menunjukkan peningkatan secara terus menerus tanpa adanya jeda turun, sehingga diputuskan oleh para ahli pada tanggal 19 Oktober status Gunung Slamet ditingkatkan levelnya dari level I (normal) menjadi level II (waspada).

“Sementara tingkatan level ada 4 yakni normal, waspada, siaga dan awas. Kami minta untuk jalur evakuasi di wilayah kecamatan terdekat dengan bencana agar diinventarisir datanya, selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat,” kata Priyo menambahkan.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat atau penanggung jawab wisata di Purbalingga agar tidak beraktivitas pada radius 2 km dari kawah puncak Gunung Slamet. Pemerintah daerah juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait yakni Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atau Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang.

Terkait peningkatan level tersebut, Priyo menghimbau masyarakat tidak perlu panik dan tidak terpengaruh dengan info-info yang tidak jelas sumbernya.

“Kita selaku pemerintah sebagai satu sumber informasi yang terupdate, terkini yang bisa dipertanggungjawabkan. Karena kita dasarnya adalah PVMBG yang berada di pusat pemantauan,” terang priyo.

Pada kesempatan yang sama ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Purbalingga Suprapto berharap perkembangan aktivitas Gunung Slamet untuk terus disosialisasikan kepada masyarakat.

“Disosialisasikan lebih intens untuk kawasan yang dekat dengan bencana”,kata Prapto.

Mewakili kepala Dinas Pariwisata dan Olah Raga (Dinporapar) Purbalingga, Dewi menyampaikan bahwa berkaitan dengan peningkatan level Gunung Slamet, maka aktivitas di bangunan pondok pemuda yang digunakan untuk menampung atau transit bagi para pendaki juga sudah ditutup, demikian juga dengan basecamp-basecamp disekitar pendakian gunung slamet. Dewi menambahkan, Dinporapar Purbalingga akan ikut mensosiaslisasikan terkait dengan peningkatan aktivitas gunung slamet.

“Kami akan ikut mensosialisasikan kepada pelaku dan pengunjung wisata untuk tetap waspada,” pungkasnya. (Ady/Kominfo)