PURBALINGGA – Kasus peredaran gelap Narkoba di masa Covid-19 masih tinggi, oleh karenannya sebagai generasi muda/milenial harus senantiasa tetap berada pada kesadaran untuk menjauhi dan melaporkan kasus kejahatan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Purbalingga, Sudirman SAg MSi dalam Talkshow Webinar yang bertema ‘Tantangan Generasi Milenial di Era New Normal’, Rabu (17/6) melalui Live Zoom Meeting.

“Di masa pandemic Covid-19 peredaran gelap Narkoba masih tinggi, bahkan di ulan Mei ada pengungkapan 821 Kg sabu di Banten, 421 Kg sabu terungkap di Sukabumi, di Cikarang 100 Kg. Sedangkan bulan Juni baru-baru ini terungkap penyelundupan 50 Kg sabu di Pekanbaru, Artinya suasana Covid-19 ternyata Bandar sindikat tetap bekerja, tidak tertutup kemungkinan di Kabupaten Purbalingga, generasi kita bisa kena,” katanya.

Adanya bonus demografi di tahun 2045, BNN memiliki tantangan berat untuk melindungi generasi milenial. Saat sekarang Information Technology (IT) sudah sangat dekat dengan kehidupan manusia. Bahkan peredaran narkoba sangat terbantu dengan adanya IT.

“Saya ajak kepada para generasi milenial untuk tidak diam-diam saja tapi ada filter dari kita bersama supaya menjaga dan mengawasi daerah kita dari peredaran gelap narkoba. Di Indonesia tercatat ada 3,4 jiwa penduduk yang menyalahgunakan narkoba. Dengan kata lain ini adalah pangsa pasar yang besar bagi para Bandar, mereka tentu tidak ingin melepaskan begitu saja,” katanya dalam webinar yang disaksikan unsur organisasi kepemudaan ini.

Tercatat saat ini di Purbalingga masih ada 29 klien penyalahguna narkoba yang menjalani rawat jalan di Klinik Pratama BNNK Purbalingga. Sementara itu Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyemangati para generasi muda sebagai agen perubahan. Sebab, dengan adanya Pandemi Covid-19 ini, banyak hal yang terdampak dari mereka.

“Oleh karenannya atas nama Pemkab Purbalingga, saya ingin menyemangati generasi milenial untuk hadapi tantangan ini tetap semangat. Kuncinya kegotongroyongan dan kebersamaan, ketika semuanya sengkuyung untuk turut mengentaskan maka pandemic ini akan cepat selesai dan kita segera memasuki tataran kehidupan baru New Normal,” katanya.

Di masa masa study/work from home, Bupati berpesan agar daya kreatifitas para pemuda jangan sampai berhenti, harus tetap berkarya dan berprestasi. Ketika mulai diterapkannya New Normal diharapkan, yang mati bertahap bergerak dan memberi kemaslahatan dan setahap demi setahap akan mengembalikan gairah perekonomian.

Dokter Spesialis Paru RSD Covid-19 Wisma Atlet Jakarta, dr Arief Ridi Arifin SpP MARS dalam webinar ini menjelaskan karena penyakit Covid-19 ini tergolong baru maka belum ada terapi spesifik. Namun terdapat beberapa opsi untuk therapy, diantaranya : Azitromisin, Klorokuin Fosfat/Hidroksiklorokuin, Antivirus ada juga terapi lain yang immune-based.

dr Arief juga menjelaskan, ada 6 kriteria bagi Negara yang ingin menerapkan New Normal menurut WHO. “Diantaranya Terbukti bahwa transmisi COVID-19 telah terkontrol; Kapasitas sistem kesehatan mampu untuk mendeteksi, menguji, mengisolasi dan menangani setiap kasus, serta menelusuri kontak; Mengurangi risiko wabah pada tempat berisiko tinggi, seperti fasilitas kesehatan, rumah lansia, dan pemukiman padat; Upaya pencegahan diterapkan di tempat kerja, sekolah, dan tempat umum lain; misalnya pembatasan jarak, fasilitas cuci tangan, dan etika (higiene) respirasi; Risiko penyebaran kasus imported dapat dikendalikan dan Masyarakat sepenuhnya diedukasi, serta ikut berperan dan diberdayakan dalam transisi,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono MPPM menjelaskan kasus positif Covid-19 di Purbalingga sempat luar biasa naik karena ada klaster Gowa. Namun 10 hari terakhir ini tidak ada penambahan kasus, sedangkan kesembuhan meningkat.

Sampai dengan 17 Juni 2020, kasus positif Covid-19 di Purbalingga terhenti di angka 59 kasus, 46 diantaranya sembuh, sisanya 12 masih dirawat. Jika sampai pada titik dimana garis grafik positif Covid-19 dengan kesembuhan saling bertemu menyilang maka itulah saatnya diberlakukan New Normal, oleh karenannya saat ini Purbalingga sudah mulai mempersiapkan,

“Prinsipnya untuk New Normal, kita saat ini hidup mau tidak mau dilingkupi oleh virus Corona di planet bumi ini, jadi ya sudah, kita berdampingan, tetapi apa yang harus kita lakukan untuk tetap produktif, yaitu protokol kesehatan itulah yang dilakukan,” katanya.(Gn/Humas)