PURBALINGGA – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Purbalingga, Syahzani Fahmi M Hanif menjamu desainer nasional (Lisa Fitria) dan pengurus Dekranasda Jawa Tengah (Siti Kholifah) yang akan menjadi narasumber pada pelatihan Desain Batik Pola Soedirman untuk UMKM.
Pertemuan yang berlangsung di rumah dinas Bupati tersebut dihadiri Wakil Ketua Dekranasda, Kepala Dinkominfo, Kepala DinkopUKM, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Rabu (21/5/2025)
“Terikasih sudah hadir untuk dapat mengawal para perajin batik sehingga dapat naik kelas, Kegiatan ini kan lanjutan dari tahun lalu semoga yang lalu menjadi sebuah pembelajaran, dan kali ini akan menjadi pemantapan bagi para perajin batik Kabupaten Purbalingga,” Ucap Syahzani
Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa permasalahan mengenai batik Purbalingga yang perlu dibenahi, salah satunya adalah ciri khas batik Purbalingga yang muncul seperti batik soedirman, batik lawa, batik wayang suket ataupun batik khas Purbalingga yang lain belum dapat menjadi identitas batik Purbalingga.
“Mohon dekranasda diberi masukan dan sarannya agar kedepannya bisa konsisten nantinya jika diundang oleh provinsi, nasional maupun internasional kita dapat memperkenalkan batik identitas Purbalingga,” tuturnya.
Pelatihan Batik Pola tersebut berlangsung di Ruang Ardi Lawet, Setda Purbalingga pada hari ini, Kamis (22/5/2025). Pelatihan berlangsung selama 2 hari dengan materi desain batik pola lembaran bisa (jarit), dan desain batik pola ready to wear.
“Kelebihan desain batik pola ready to wear adalah pola batiknya hanya ada di dalam pola jahitan saja, sisa kain yang tidak terpakai tidak ada motif batiknya, jadi secara produksi lebih cepat dan hemat” ucap Siti Kholifah.
Kepala Bagian Perekonomian dan Setda Gunanto Eko Saputro dalam sambutannya saat pelatihan menjelaskan bahwa banyak keluhan konsumen terkait kualitas batik purbalingga, baik dari konsistensi motif, desain pola, maupun materialnya.
“Manfatkan momen ini untuk bisa belajar dengan baik, kita bisa berlatih dengan mentor yang bertaraf nasional dan bahkan internasional agar kualitas batik kita bisa naik kelas,” katanya.
Ia menceritakan kepada peserta pelatihan dalam pertemuannya dengan Syahzani semalam bahwa ia sangat memperhatikan batik Purbalingga
“Karna beliau dan Suaminya (Bupati Purbalingga Fahmi M Hanif) adalah ahli marketing yang memiliki perusahaan marketing digital, beliau mengatakan nanti akan membantu marketing mungkin sampai tingkat nasional,” pungkasnya. (an/komin)