PURBALINGGA INFO- Diawali tari gambyong yang dipersembahkan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), gelaran Pekan Olahraga dan Seni Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Group E Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX dan X. Penari ABK tersebut dipandu dari kejauhan panggung oleh instruktur sehingga para penari bisa melenggok seirama dengan musik pengiring.

Kabupaten Purbalingga kali ini berkesempatan menjadi tuan rumah gelaran kegiatan tersebut yang dilaksanakan di SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri Purbalingga yang diikuti oleh perwakilan dari beberapa Kabupaten di bawah koordinasi Cabdin IX dan X, Selasa (13/6/2023). Berbagai cabang seni dan olahraga dilombakan dan diikuti oleh ratusan peserta.

Dalam laporannya, ketua panitia yang juga Kepala SLB Purbalingga, Sri Asih Harlani mengatakan, perlombaan tersebut bertujuan menjadi ajang menumbuhkan rasa percaya diri pada ABK. Selain itu juga untuk mengembangkan kreativitas, motivasi dan ekspresi budi pekerti.

“Ada sekitar 79 anak yang mengikui FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional), 90 anak yang mengikuti LKSN (Lomba Keterampilan Siswa Nasional) dan 102 anak yang mengikuti O2SN (Olahraga Olimpiade Siswa Nasional),” katanya.

Salah satu guru pendamping, Hikmah Wijayanti asal SLB Negeri Taman Winangun Kebumen saat ditemui mentuturkan, perlu kesabaran dan ketelatenan dalam mendampingi ABK belajar. Adanya lomba semacam ini bisa terus mengasah bakat yang dimliki para ABK agar di kemudian hari bisa lebih mandiri.

“Kami sangat senang adanya lomba seperti ini karena bisa mengasah bakat yang dimiliki para ABK yang juga peserta didik kami,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi yang hadir mewakili Bupati dalam kesempatan tersebut menyampaikan gagasannya kepada Pemerintah Provinsi yang dalam hal ini diwakili kepala Cabdin IX Jateng. Antusiasme tinggi dari warga Purbalingga yang ingin menyekolahkan anaknya di SLB Purbalingga mempunyai konsekuensi terbatasnya ruang kelas yang harus terisi.

Hal tersebut menurut Tri Gunawan perlu disiasati dengan pembangunan gedung baru baik kampus 2 SLB Negeri yang sudah ada maupun membentuk satuan pendidikan baru. SLB yang notabene di bawah koordinasi Pemprov Jateng diharapkan memberikan solusi dengan mengakomodasi daerah di wilayah Purbalingga yang belum menyentuh akses SLB. Ada dua alternatif yang ditawarkan oleh Tri Gunawan, yang pertama adalah tanah milik Pemprov di wilayah Kecamatan Mrebet dan kedua tanah di wilayah Kecamatan Karangreja yang diharapkan memberi solusi bagi ABK di wilayah Karangreja, Karangjambu, Bobotsari, Mrebet, Karanganyar, Karangmoncol dan Rembang.

“Kalau di salah satu pada dua wilayah tersebut dibangun gedung SLB, maka akses pendidikan untuk ABK di wilayah tersebut bisa dipenuhi. Kalau akses pendidikan bisa tercukupi bagi ABK berarti untuk jenjang yang lebih tinggi bahkan akses pekerjaan juga terbuka seperti di salah satu OPD juga ternyata sudah memberikan kesempatan ABK untuk bekerja,” ujarnya.

Kepala Cabdin IX, Dwi Yuliati Mulyaningsih yang ditemui usai acara mengaku akan berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai usulan dari Pemkab Purbalingga. Namun, pada dasarnya mereka mendukung apa yang disampaikan Tri Gunawan karena pada dasarnya akses pendidikan harus tercukupi untuk semua kalangan.

“Kami akan berkoordinasi dengan pihak terlebih dahulu. Namun pada dasarnya kami mendukung,” pungkasnya. (* Kominfo).