PURBALINGGA – Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) Ricky Joseph Pesik mengapresiasi pergelaran Purbalingga Fair 2018 yang menampilkan berbagai potensi kreatifitas berbasis budaya. Hal itu disampaikan Ricky saat diajak jalan-jalan berkeliling stand Purbalingga Fair usai melakukan penandatanganan kerjasama BEKRAF dengan Pemkab Purbalingga.

Dikatakan Ricky potensi kreatifitas masyarakat Purbalingga yang ditampilkan di Purbalingga Fair sangat banyak dan penyajiannya juga sangat menarik. Menurut Dia, potensi yang dipamerkan harus didukung adanya mata rantai utamanya pada peningkatan pengemasan dan pemasaran.

“Yang kedepan harus kita cari adalah menjalin kerjasama antara BEKRAF dengan pemkab Purbalingga dalam hal menjadi solusi mata rantai itu. Sehingga potensi ini bisa terbang lebih jauh lagi untuk mendapatkan pasar yang lebih luas,” kata Ricky didampingi Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon, MM, Kamis (20/12).

Pada sejumlah stand tematis yang dikunjungi, Ricky dan tim BEKRAF sempat berdialog dengan para perajin. Wakil Kepala BEKRAF yang juga pecinta kopi nusantara bahkan sempat memborong kopi Robusta dan kopi Arabikanya Purbalingga. “Saya kalau ke daerah pasti mencoba cita rasa kopi daerah. Termasuk kopi Purbalingga ini,” katanya.

Sebelumnya, Ricky juga mengapresiasi kreasi potensi knalpot dan logam Purbalingga, Sidakangen Ngartun, kerajinan miniatur Jenderal Besar Soedirman, Kamupng marketer, dan kerajinan batok kelapa Purbalingga. Selain itu, produk olahan nanas dan daya tarik desa wisata juga tak luput dari kunjungannya.

Menurut Ricky, potensi karya kreatifitas budaya yang dimiliki masyarakat kabupaten Purbalingga ini harus dijaga dengan baik. Jangan sampai karya kreatifitas Purbalingga di klaim oleh negara lain. Sebelum mengakhiri kunjungannya, tim BEKRAF mendapatkan oleh-oleh paket produk Bela Beli Purbalingga, menikmati minum kopi Purbalingga dan persembahan seni barongsai.

Seperti yang diketahui, Purbalingga Fair ini akan berlangsung selama 4 hari, yakni mulai tanggal 19 sampai 22 Desember 2018. Jumlah stand sebanyak 75 buah yang terdiri dari kampung tematis (41 stand), komunitas (13), BUMN (2), BUMD (3), Forkpimda tertentu (4), UMKM (2), instansi pemerintah pusat (1), BUMDes (1), swasta/usaha jasa pariwisata (3), kabupaten tetangga (4 stand : Banyumas, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen), stand PMI (sekaligus untuk layanan kesehatan) dan ditambah 4 stand coffe shop.

Plt Bupati Dyah Hayuning Pratiwi saat membuka Purbalingga Fair, Rabu malam (19/12)  berkata, kegiatan ini untuk memacu dan memberikan motifasi kepada masyarakat dan desa untuk berkarya, berkreasi dan berinovasi untuk kemajuan Kabupaten Purbalingga. Karena ternyata program dana desa yang diluncurkan oleh presiden sangat luar biasa efeknya. Geliat pembangunan, ekonomi kreatif dan wisata benar-benar dirasakan.

Acara ini juga menjadi ajang promosi dimana para peserta memamerkan potensinya yang dikemas dalam 41 desa tematik sebagai percontohan. (Hr/humas)