PURBALINGGA – Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM (Tiwi) membuka secara resmi Purbalingga Fair di halaman Parkir GOR Goentoer Darjono, Rabu (19/12). Acara yang diikuti oleh 75 stand peserta pameran ini menonjolkan karakteristik masing-masing desa dan komunitas.


Plt Bupati Tiwi dalam sambutannya menyampaikan, Purbalingga Fair ini memiliki banyak manfaat yang bisa didapat. Salah satunya yakni sebagai bahan inspirasi dan motivasi bagi desa-desa lain untuk berinovasi.
“Purbalingga Fair ini bisa memacu motivasi masyarakat dan desa untuk berkarya, berkreasi dan untuk berinovasi untuk kemajuan Kabupaten Purbalingga. Karena ternyata program dana desa yang diluncurkan oleh presiden sangat luar biasa efeknya. Geliat pembangunan, ekonomi kreatif dan wisata benar-benar dirasakan,” katanya.


Purbalingga Fair kali ini memiliki konsep yang berbeda dibanding tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya hanya menampilkan inovasi dan capaian kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Purbalingga. Tahun ini dengan menonjolkan kultur lokal Purbalingga dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada desa-desa dan komunitas-komunitas yang ada di Purbalingga.


“Kegiatan ini menjadi ajang promosi desa-desa. Dimana mereka menampilkan potensinya masing-masing. Stand-stand tahun ini cukup unik betul-betul menggambarkan karakteristik dari 41 desa tematik yang menjadi percontohan,” katanya.


Ajang promosi ini juga dalam rangka sebgai pemanasan latihan dalam bagaimana masyarakat Purbalingga khususnya desa lebih siap lagi untuk bisa hadapi tantangan peluang ke depan. Apalagi terkait akan dibangunnya bandara yang rencana bisa dioperasikan akhir tahun 2019. 


“Kita butuh persiapan, jangan sampai ada bandara masyarakat Purbalingga hanya jadi penonton. Oleh karenannya pemerintah ikut fasilitasi desa untuk gali lagi potensi. Yang punya potensi pariwisata kita dorong, yang punya potensi UMKM kita dorong sehingga multiplyer effect berdampak hingga ke desa,” katanya.


Seperti yang diketahui, Purbalingga Fair ini akan berlangsung selama 4 hari, yakni mulai tanggal 19 sampai 22 Desember 2018. Jumlah stand sebanyak 75 buah yang terdiri dari – kampung tematis (41 stand), komunitas (13), BUMN (2), BUMD (3), Forkpimda tertentu (4), UMKM (2), instansi pemerintah pusat (1), BUMDes (1), swasta/usaha jasa pariwisata (3), kabupaten tetangga (4 stand : Banyumas, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen), stand PMI (sekaligus untuk layanan kesehatan) dan ditambah 4 stand coffe shop.(Gn/Humas)