PURBALINGGA INFO – Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga mengajak sejumlah komunitas dibawah naungannya untuk ikut terlibat dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) tentang literasi digital.

Komunitas yang terlibat dalam FGD tersebut diantaranya Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Forum Komunikasi Media Tradisional  (FK Metra), Radio Antar Penduduk Indonesia  (RAPI), Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) , Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), dan Kastaroman (Penggemar LPPL Gema Soedirman)

Berlangsung pada, Kamis (29/9/22), FGD ini merupakan rangkaian kegiatan Program Bangga Macapat yang mengangkat tema “Strategi Membangun Kabupaten Purbalingga Makin Cakap Digital Melalui Integrated And Colaborative Approach”.

Kepala Dinkominfo Purbalingga, Jiah Palupi Twihantarti mengatakan Program Bangga Macapat bertujuan untuk mewujudkan Purbalingga yang makin cakap digital.

“Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai,” lanjutnya.

Jiah menambahkan, perkembangan teknologi informasi saat ini telah memasuki era disrupsi. Pada era ini, teknologi digital sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari .

“Fenomena masyarakat pada era Industri 4.0 saat ini, sebagian besar pola kehidupan harian kita sudah berpindah ke dunia digital sehingga dibutuhkan kemampuan dan kecakapan literasi digital yang baik,” tambahnya.

Dalam sesi diskusi Rian Rachman perwakilan dari KIM Cadas Desa Bumisari, memberikan masukan supaya Dinkominfo mengumpulkan dan memberikan edukasi kepada konten creator yang ada di Purbalingga supaya lebih bijak lagi dalam menyebarkan informasi.

“Mungkin nanti Dinkominfo bisa mengumpulkan konten kraetor yang ada di Purbalingga untuk sharing mengenai pemanfaatan sosial media yang baik. Karena informasi yang disebarkan konten creator biasanya belum bisa dipastikan kebenarannya, sebagai contoh berita mengenai penemuan mayat wanita di Bukateja baru-baru ini, yang setelah ditelusuri ternyata tidak benar,” katanya.

Menanggapi hal ini, Dinkominfo Purbalingga menyatakan kesanggupannya untuk berkolaborasi dengan konten creator Purbalingga untuk mengurangi persebaran hoax di Purbalingga. (DHS/Kominfo)