PURBALINGGA – Bangsa ini (Indonesia) adalah bangsa yang besar. Yang telah mampu terus menghidupi semangat persatuannya selama berabad-abad. Kuncinya ada dalam dwilingga salin suara berikut ini: gotong-royong. Hal itu disampaikan oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM saat membacakan amanat Menteri Kominfo Ri pada Upacara bendera Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-111 di Halaman Pendopo Dipokusumo.

Dijelaskan, dalam pidato Bung Karno di hadapan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Ia menawarkan Pancasila yang berintikan lima asas. “Namun bapak Proklamator Republik Indonesia tersebut juga memberikan pandangan bahwa jika nilai-nilai Pancasila tersebut diperas ke dalam tiga sila, bahkan satu “sila” tunggal, maka yang menjadi intinya inti, core of the core, adalah gotong-royong,” katanya.

Bupati Tiwi melanjutkan, menurut bung karno: “jika kuperas yang lima ini menjadi satu, maka dapatlah aku satu perkataan yang tulen, yaitu perkataan gotong royong. Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah gotong royong!”

Yel-yel “holopis-kuntul baris” adalah aba-aba nenek moyang kita di tanah Jawa, digunakan sebagai paduan suara untuk memberi semangat ketika mengerjakan tugas berat yang hanya bisa dikerjakan secara bergotong-royong, bersama-sama. Yel-yel ini disorakkan ketika kita membutuhkan gerak yang seirama, agar tujuan kita satu semata, bagaikan barisan burung bangau yang sedang terbang berbaris di angkasa.

Meski menggali dari kearifan nenek-moyang kita yang telah dipupuk selama berabad-abad, namun sejatinya jiwa gotong-royong bukanlah semangat yang sudah renta. “Sampai kapan pun semangat ini akan senantiasa relevan, bahkan semakin mendesak sebagai sebuah tuntutan zaman yang sarat dengan berbagai perubahan,” ujarnya.

Dengan bertumpu pada kekuatan jumlah sumber daya manusia dan populasi pasar, Indonesia diproyeksikan akan segera menjemput harkat dan martabat baru dalam aras ekonomi dunia. Bersama negara-negara besar lainnya seperti Tiongkok, Amerika Serikat, India, ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi sepuluh besar, bahkan lima besar dunia, dalam 10 sampai 30 tahun mendatang.

“Kuncinya terletak pada hasrat kita untuk tetap menjaga momentum dan iklim yang tenang untuk bekerja. Kita harus jaga agar suasana selalu kondusif penuh harmoni dan persatuan,” ungkapnya.

Pada upacara ini, Ia mengucapkan selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-111. Ia mengajak agar sebagai anak bangsa secara sadar memaknai ini dengan memperbarui semangat gotong-royong dan kolaborasi, sebagai warisan kearifan lokal yang akan membawa kita menuju kejayaan di pentas global.(Gn/Humas)